muskuloskeletal
terdiri dari:
·
muskulo/
otot
·
skeletal/
tulang
1. Muskulo/ Otot
Otot adalah organ yang memungkinkan
tubuh dapat bergerak. Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu
berkontraksi. Terdapat lebih dari 600 buah otot pada tubuh manusia. Sebagian
besar otot-otot tersebut dilekatkan pada tulang-tulang kerangka tubuh oleh
tendon, dan sebagian kecil ada yang melekat dibawah permukaan kulit.
a.
Fungsi
Sistem Muskulo
·
Pergerakan.
Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tesebut melekat dan bergerak
dalam bagian organ internal tubuh.
·
Penopang
tubuh dan mempertahankan postur. Otot menopang rangka dan mempertahankan tubuh
saaat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk terhadap gaya gravitasi.
·
Produksi
panas. Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan panas untuk
mempertahankan suhu tubuh normal.
·
Menyimpan
cadangan makanan.
·
Memberi
bentuk luar tubuh.
b.
Ciri-Ciri
Sistem Muskulo
·
Kontraktilitas.
Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau tidak melibatkan
pemendekan otot.
·
Eksitabilitas.
Serabut otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi oleh impuls saraf.
·
Ekstensibilitas.
Serabut otot memiliki kemampuan untuk menegang melebihi panjang otot saat
rileks.
·
Elastisitas.
Serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi atau meregang.
c.
Jenis-Jenis
Otot
1) Otot
Rangka
Otot rangka merupakan otot lurik, volunter, dan melekat pada
rangka. Serabut otot sangat panjang, panjangnya sampai 30 cm berbentuk
silindris dengan lebar berkisar antara 10 mikron sampai 100 mikron. Setiap
serabut memiliki banyak inti yang tersusun di bagian perifer. Kontraksi otot
rangka sangat cepat, kuat, sebentar dan cepat lelah.
Struktur Mikroskopis Otot Rangka
Otot
skelet disusun oleh bundel-bundel paralel yang terdiri dari serabut-serabut
berbentuk silinder yang panjang, disebut myofiber/ serabut otot.
Setiap
serabut otot sesungguhnya adalah sebuah sel yang mempunyai banyak nukleus
ditepinya.
Cytoplasma
dari sel otot disebut sarcoplasma yang penuh dengan bermacam-macam organella,
kebanyakan berbentuk silinder yang panjang disebut dengan myofibril.
Myofibril
disusun oleh myofilament-myofilament yang berbeda-beda ukurannya:
ü yang kasar terdiri dari protein
myosin
ü yang halus terdiri dari protein
aktin/ actin.
2) Otot Polos
Merupakan otot tidak berlurik dan involunter. jenis otot ini
dapat ditemukan pada dinding berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta
pada dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi,
urinarius, dan sistem sirkulasi darah. otot polos adalah serabut otot berbentuk
spindel dengan nukleus sentral, berukuran kecil berkisar antara 20 mikron
(melapisi pembuluh darah) sampai 0,5 mm pada uterus wanita hamil. kontraksi
otot polos kuat dan lambat.
Jenis-Jenis Otot Polos
Otot
polos unit ganda,
ditemukan pada dindng pembuluh darah besar, pada jalan udara besar traktus
respiratorik, pada otot mata yang memfokuskan lensa dan menyesuaikan ukuran
pupil dan pada otot erektor pili rambut.
Otot
polos unit tunggal (viseral),
ditemukan tersusun dalam lapisan dinding organ berongga atau visera.
3) Otot
Jantung
otot jantung merupakan otot lurik, disebut juga otot seran
lintang involunter. otot ini hanya terdapat pada jantung. otot jantung bekerja
terus menerus ssetiap saat tanpa henti, tapi otot jantung juga mempunyai masa
istirahat, yaitu setiap kali berdenyut. inti otot jantung berada di tengah,
serabut ototnya bercabang dan bersatu dengan serabut disebelahnya, kontraksi
otot jantung otomatis dan ritmis.
d.
Karakteristik
Kontraksi Otot
·
Kontraksi
Isometrik : panjang otot tetap dan tonus otot meningkat
·
Kontraksi
Isotonik : otot memendek dan tonus otot meningkat
e.
Tonus
Otot
pada saat keadaan otot tidak digerakkan otot tersebut memang
tidak dalam keadaan fleksi namun terdapat renggangan dalam satuan tertentu
antar otot, keadaan renggangan inilah yang disebut dengan tonus otot (kontraksi
yang terus dipertahankan oleh otot).
keadaan tonus otot menurun disebut hipotoni. sedangakan
keadaan tonus otot meningkat disebut hipertoni.
pemeriksaan tonus otot dapat dilakukan dengan cara palpasi
dan gerak aktif.
f.
Kelelahan
Otot
kelelahan otot adalah otot yang berkontraksi kuat secara
terus menerus. penyebab kelelahan otot adalah : kehabisan cadangan glikogen,
transmisi signal melalui neuromuskular junction berkurang, gangguan
suplai nutrien terutama O2, gangguan aliran darah.
g.
Sifat
Kerja Otot
·
fleksor
X ekstensor
·
supinasi
X pronasi
·
depressor
X lefator
·
sinergis
X antagonis
·
dilatator
X konstriktor
·
adduktor
X abductor
h.
Mekanisme
Kerja Otot
i.
Remodelling
Otot
·
hipertrofi
otot disebabkan karena peningkatan filamen aktin dan myosin
·
atrofi
otot disebabkan karena penurunan filamen aktin dan myosin
j.
Rigor
Mortis
merupakan kontraktur yang terjadi beberapa jam setelah meninggal.
penyebabnya adalah hilangnya semua ATP sehingga menyebabkan gagalnya relaksasi
otot. rigor mortis akan hilang setelah 15-25 jam, bila protein otot sudah
mengalami penghancuran akibat proses etolisis oleh enzim lisosom.
2. Skeletal/ Tulang
a. Fungsi Tulang
1) penunjang (support)
·
tulang-tulang
ekstremitas inferior, cingulum pelvicum, columna vertebralis.
·
mandibula
pada gigi
·
tulang
lainnya yang menunjang organ dan jaringan
2) perlindungan (protection)
·
cranium
melindungi otak
·
costae
dan sternum yang melindungi paru-paru dan jantung
·
vertebrae
melindungi corda spinalis
3) pergerakan (movement)
4) penyimpanan mineral dan jaringan
lemak (adiposa)
·
99%
kalsium tubuh
·
85%
fosfor
·
jaringan
adiposa terdapat pada cavum medullare tulang-tulang tertentu
5) hematopoiesis
·
pembentukan
sel-sel darah di cavum medullare
b. Klasifikasi Tulang
klasifikasi tulang dibagi
berdasarkan : letak, struktur dan bentuk
berdasarkan letak :
1) axial skeleton
·
membentuk
sumbu panjang tubuh
·
terdiri
dari : cranium, columna vertebralis, dan costae
·
berfungsi
sebagai : proteksi dan support
2) appendicular skeleton
·
tulang-tulang
ekstremitas superior dan inferior beserta cingulumnya (cingulum pectorale dan
pelvicum)
·
berfungsi
sebagai : lokomosi dan perlindungan terhadap lingkungan.
berdasarkan
struktur :
1) pars cartilaginosa
·
perichondrium
2) pars ossea
·
periostenum,
terdiri dari : osteoprogenitor, osteoblast.
·
endosteum,
terdiri dari : osteoblast, osteoclast.
·
substantia
compacta
·
substantia
spongiosa (trabecularis)
berdasarkan
bentuk :
1) os longum (terutama pada skeleton
appendiculare)
·
epiphysis
·
diaphysis
·
metaphysis
2) os breve
·
cuboid;
os carpalia
·
eksterior
: subs compacta; interior: subs spongiosa
3) os planum
·
subs
compacta lebih sedikit dari pada subs spongiosa
·
os
scapulae, sternum, costae, >> cranium
4) os irregular
·
bentuk
tidak beraturan
·
os
vertebrae, coxae, sphenoidalem, ethmoidale
c. Komposisi Tulang
1) air : 50%
2) padatan : 50%
a) organik 31% (1/3)
·
terdiri
dari serabut kolagen dan materi organik yang lain yang disekresi oleh osteoblast
·
fleksibilitas
terhadap stretching dan twisting
b) inorganik 69% (2/3)
·
terutama
terdiri dari : kalsium fosfat dan kalsium hidroksi
·
menghsilkan
tulang yang keras dan tahan terhadap tekanan
d. Faktor Pertumbuhan Tulang
1) Nutrisi
kecukupan
vitamin dan mineral
2) Hormon
pada
anak-anak berfungsi sebagai stimulan pembelahan sel. hormon yang berpengaruhi
adalah hormon pertumbuhan (di kelenjar pituitary), hormone tyrosin dan
calcitonin (di kelenjar tiroid), hormon insulin (di kelenjar pankreas),
kelenjar paratiroid, hormon estrogen dan progesterone (diovarium dan testis).
e. Proses Penuaan
1) demineralisasi- kehilangan mineral
(osteoporosis)
·
pada
wanita umur 40-45 tahun karena turunnya kadar estrogen dengan cepat
·
pada
laki-laki dimulai usia 60 tahun dan bertahap
2) turunnya sintesa protein
·
hormon
pertumbuhan menurun
·
produksi
kolageb menurun, tulang lebih keras dan mudah fraktur
3.
Sendi
SENDI adalah: Tempat dimana dua tulang atau lebih saling
berhubungan, dimana di antara tulang-tulang ini dapat terjadi pergerakan atau
tidak.
a.
Komponen
Penunjang Sendi
·
Ligamen
Jaringan ikat yang
menghubungkan tulang dengan tulang
·
Tendon
Jaringan ikat yang
menghubungkan otot dengan tulang
·
Cairan Sinovial
Cairan pelumas pada
ujung-ujung tulang yang terdapat pada bagian kapsul sendi
·
Tulang Rawan Hialin
Jaringan tulang rawan yang
menutupi kedua ujung tulang yang membentuk persendian. Berguna untuk menjaga
persendian dari benturan keras
b.
Klasifikasi
Sendi
Berdasarkan jaringan
penghubungnya :
·
Sendi fibrosa, adalah suatu persendian, dimana permukaan tulang yang bersendi dihubungkan oleh jaringan fibrosa,
sehingga kemungkinan geraknya sangat sedikit. Contoh: Sutura yang menghubungkan
tengkorak, Art. Tibio fibularis inferior
·
Sendi kartilagenosa
Terbagi atas :
ü Sendi
kartilaginosa primer
ü adalah
suatu persendiaan yang tulang-tulangnya disatukan oleh suatu lempeng atau
potongan rawan hyaline. pada persendiaan ini tidak ada pergerakan yang mungkin
dilakukan. Ex : Persatuan antara epifise dan diafise, Antara iga I dan
manubrium sterni
ü Sendi
kartilaginosa sekunder
adalah suatu persendian yang
tulang-tulangnya disatukan oleh suatu lempeng rawan fibrosa dan permukaan sendi
ini diliputi oleh lapisan rawan hialin yang tipispergerakan yang mungkin
dilakukan tergantung pada sifat
fisik rawan fibrosa. Ex : Art. Intervertebralis, Symphisis osis pubis
·
Sendi synovial
Adalah
suatu persendian yang mempunyai kemungkinan
gerak banyak sekali, karena terdapatnya diskontinuitet diantara tulang-tulang
yang bersendi (terdapatnya rongga sendi).
Ciri-ciri :
ü Ujung
tulang bersendi dibedakan atas:
Ø caput
artilacularis
Ø cavitas
glenoidales
ü Cavum
articularis
rongga yang terdapat di
antara ujung-ujung tulang
ü Membran
synovial
rongga sendi yang dibatasi
oleh membran synovial yang berjalan dari permukaan sendi yang satu ke yang
lainnya. Disebelah luar membran sinavial dilindungi oleh kapsula sendi
(articularis). Permukaan sendi dilumasi oleh cairan kental: cairan synovial
Derajat pergerakan sendi
synovial :
Sinovial
dibatasi oleh:
ü Bentuk
tulang yang membentuk sendi
ü Struktur
anatomi sekitarnya
ü Ligamentum
fibrosa yang menghubungkan
Jenis-jenis sendi synovial :
Menurut
susunan, permukaan dan pergerakan yang mungkin dilakukan, sendi ini terbagi:
ü Sendi
Plana = Datar
permukaan sendi datar atau
hampir datar sehingga memungkinkan tulang saling bergeser
satu sama lain. pergerkan terbatas, sedikit miring & rotasi. Contoh: art.
Sterno cavicularis, art. Acronio clavicularis
ü Sendi
Engsel = Ginglimus = Hingo Joint
sendi ini mirip engsel pada
pintu. sumbu gerak tegak lurus pada arah panjang tulang. gerakan yang bisa
dilakukan : Flexio, Ixtensio. contoh: sendi lutut, sendi siku, sendi mata kaki
ü Sendi
Condyloidea
sendi ini mempunyai
permukaan konver yang nyata dan bersendi dengan permukaan yang konkaf.
sumbu gerak dan panjang tulang parallel. gerak yang bisa dilakukan: flexio,
extension, abduksi, adduksi, sedikit rotasi. contoh: art. Metacapo. Phalangea, art.
interphalangea
ü Sendi
Elipsoidea
permukaan sendi berbentuk
konvex ellips yang sesuai dengan permukaan sendi (konkaf ellips). contoh: art.
Carpalia. gerak yang bisa dilakukan: flexio, extension, abduksio, adduksio
ü Sendi
Pasak/Sendi Kisar=pivot art. = rotary art
terdapat pasak tulang yang
dikelilingi oleh cincin ligamentum tulang. sumbu gerak sesuai panjang tulang. gerak
yang bisa dilakukan: rotasio. contoh: art. Atlanto-dentalis, art. Radio ulnaris
sup
ü Sendi
Pelana = Art. Sellaris = saddle – shaplo
permukaan sendi berbentuk
konkavo-konvex yang saling berlawanan dan mirip pelana kuda. gerakan yang dapat
dilakukan: Flexio/extension, Abduksio/add, Rotasio. contoh : Art. Carpo-metacacarpa
I
ü Sendi
Peluru = ball and socket = art. Globoidea
pada sendi ini: kepala sendi
berbentuk bola, lekuk sendi berbentuk
socket. bentuk sendi ini memungkinkan pergerakan yang sangat bebas yaitu: flexi, ext, abd, add, rotasi dan circumdixsi. contoh:
sendi bahu, sendi panggul
Berdasarkan hubungan antar
tulang (artikulasi) :
·
Sinartrosis (sendi mati), Persendian yang tidak
dapat digerakkan, misalnya hubungan antar tulang kepala. Sinartrosis ada dua
bagian, yaitu : sinfibrosis dan sikondrosis
·
Amfiartrosis, Persendian yang menggerakkan
dengan gerakan yang sangat terbatas. Ex: Hubungan antar tulang rusuk dan tulang
belakang
·
Diartrosis (sendi gerak), Persendian yang
paling bebas gerakannya. Macam-macam sendi gerak :
ü Sendi
peluru
ü Sendi
engsel
ü Sendi
putar
ü Sendi
pelana
ü Sendi
Luncur
c.
Stabilitas
Sendi
Tergantung pada:
1) Bentuk,
ukuran dan permukaan sendi. contoh: ball & socket pada sendi panggul
2) Ligamentum
·
Lig. Fibrosa mencegah pergerakkan sendi yang
berlebihan
·
Lig. Elastik mengembalikan ke panjang asalnya
setelah teregang
3) Tonus
Otot
merupakan faktor utama
mengatur stabilitas
Persyaratan Sendi:
·
Kapsula dan ligamentum
mendapat banyak suplai saraf
sensoris
·
Rawan sendi
mempunyai sedikit ujung
saraf
d.
Hokum
Hilton
Saraf
yang mempersarafi sendi juga mempersarafi otot yang menggerakkan sendi dan
kulit sekitar insertio otot tersebut
ANATOMI SISTEM MUSKULOSKELETAL BAGIAN
PUNGGUNG, LEHER, BAHU
Tulang
belakang terdiri dari susunan 33 ruas tulang yang masing-masing memiliki nama
sendiri. Namun ke 33 ruas tulang tersebut dapat dibagi menjadi 5 bagian. Di
dalam susunan tulang tersebut terangkai pula rangkaian syaraf-syaraf, yang bila
terjadi cedera di tulang belakang maka akan mempengaruhi syaraf-syaraf
tersebut.
Tulang
belakang terdiri atas 33 ruas tulang dan terbagi menjadi 5 bagian, antara lain:
Ruas
tulang leher (vertebra servik).
Ruas
tulang punggung (vertebra torak).
Ruas
tulang pinggang (vertebra lumbar).
Ruas
tulang kelangkang (sacrum).
Ruas
tulang ekor (coccyx).
1.
LEHER
Skeletal
Terdapat 7 ruas tulang leher dengan ruas
pertama adalah tulang atlas. Tulang atlas berfungsi untuk menunjang
tengkorak. Ruas kedua adalah tulang pemutar (aksis). Adanya tulang atlas
dan aksis memungkinkan kepala untuk berputar. Ruas ketiga sampai ruas
ketujuh memiliki bentuk yang mirip dan tidak bersendian dengan tulang
rusuk.
Muskulo
Bagian otot ini dibagi menjadi 3 bagian
:
a.
Muskulus
platisma, terdapat di
samping leher menutupi sampai bagian dada. Fungsinya menekan mandibula, menarik
bibir ke bawah dan mengerutkan kulit bibir.
b.
Muskulus
sternokleidomstoid di
samping kiri kanan leher ada suatu tendo sangat kuat. Fungsinya menarik kepala
ke samping, ke kiri dan ke kanan, memutar kranium dan kalau keduanya bekerja
sama merupakan fleksi kranium ke depan di samping itu sebagai alat bantu
pernapasan.
c.
Muskulus
longisimus kapitis, terdiri
dari splenius dan semispinalis kapitis. Ketiga otot ini terdapat di belakang
leher, terbentang dari belakang kranium ke prosesus spinalis korakoid.
Fungsinya untuk menarik kranium ke belakang, menggelengkan cranium.
d.
Muskulus
Trapesius menarik
bahu ke belakang ketika digunakan secara menyeluruh dan juga menarik skapula ke
atas dan ke bawah, ketika bagian atas dan bagian bawah digunakan secara
terpisah
2.
PUNGGUNG
Skeletal
Tulang punggung berjumlah 12 ruas dengan
bentuk yang hampir serupa. Tiap ruas tulang punggung memiliki badan
tulang dengan tonjolan tulang ke kiri dan ke kanan sebagai tempat persendian
dengan tulang-tulang rusuk (ribs). Badan tulang ini berlekatan dengan
lengkung vertebra yang melindungi sumsum tulang belakang. Diantara ruas
tulang belakang terdapat tulang rawan (kartilago).
Ruas tulang pinggang (vertebra
lumbar)
Berjumlah 5
ruas tulang. Tulang pinggang merupakan ruas tulang belakang yang paling kuat
dan besar dibandingkan ruas tulang belakang lainnya. Bentuknya hampir
serupa dengan ruas tulang punggung, namun tidak bersendian dengan tulang rusuk.
Ruas tulang kelangkang (sakrum)
Sakrum
merupakan gabungan 5 ruas tulang yang bersatu. Tulang ini bersendian
dengan tulang gelang panggul, ruas tulang pinggang terakhir dan tulang ekor.
Ruas tulang ekor (coccyx)
Tulang ekor
merupakan vertebra terakhir. Tulang ekor atau coccyx adalah gabungan 4
ruas tulang yang bersatu. Tulang ini bersendian dengan tulang kelangkang.
Muskulo
Otot punggung (bagian belakang tubuh),
otot ini di bagi menjadi 3 bagian :
e.
Otot yang ikut menggerakkan lengan
4) Trapezius (otot kerudung). Terdapat di
semua ruas-ruas tulang vertebra. Berpangkal di tulang oksipital. Fungsinya
mengangkat dan menarik sendi bahu. Bagian atas menarik scapula ke bagian medial
dan yang bawah menarik ke bawah lateral.
5) Muskulus latisimus dorsi (otot punggung lebar),
berpangkal pada ruas tulang vertebra yang kelima dari bawah fasia lumboid, tepi
tulang vertebra dan kosta III di bawah, gunanya menutupi ketiak bagian belakang,
menengahkan dan memutar tulang pangkal lengan ke dalam.
6) Muskulus lumboid (otot belah ketupat), berpangkal
dari ujung prosesus sifoid, dari tulang leher V, ruas tulang vertebra V, di
sini menuju ke pinggir tengah tulang belikat. Gunanya menggerakkan tulang
belikat ke atas dan ke tengah.
f.
Otot antara ruas vertebra dan kosta
Otot
yang bekerja menggerakkan kosta atau otot bantu pernapasan, terdiri dari dua
otot yaitu :
1) Muskulus seratus inferior superior (otot gergaji belakang bawah).
Terletak di bawah otot punggung lebar, berpangkal di fasia lumbodorsalis dan
menuju ke kosta V dari bawah. Gunanya menarik tulang kosta ke bawah pada waktu
bernapas.
2) Muskulus seratus posterior superior, terletak dibawah otot belah
ketupat dan berpangkal di ruas tulang leher keenam dan ke tujuh dari ruas os
vertebra yang kedua. Gunanya menarik os kosta ke atas waktu inspirasi.
g.
Otot punggung sejati
2) Muskulus
interspinalis transversi dan Muskulus semispinalis, terdapat di antara kiri – kanan
prosesus transversus dan prosesus spina. Fungsinya untuk sikap dan pergelangan
vertebra.
3) Muskulus sakrospinalis (muskulus erector spina), terletak
disamping ruas tulang belakang kiri dan kanan. Fungsinya memelihara dan menjaga
kedudukan kolumna vertebra dan pergerakan dari ruas os vertebra.
Muskulus
quadratus lumborum, terletak
antara krista iliaka dan os kosta, terdiri dari dua lapisan : fleksi dari
vertebra lumbalis dan di samping itu juga merupakan dinding bagian belakang
rongga perut.
3.
BAHU
Skeletal
Gelang bahu yaitu persendian yang menghubungkan lengan
dengan badan pergelangan ini mempunyai mangkok sendi yang tidak sempurna oleh
karena bagian belakangnya terbuka. Bagian ini dibentuk oleh dua buah tulang
yaitu scapula (tulang belikat)dan klavikula (tulang selangka).
a. Scapula (tulang belikat)
terdapat dibagian punggung sebelah luar atas, mempunyai tulang iga I sampai
tulang iga VIII, bentuknya hamper segitiga. Di sebelah atas mempunyai bagian
yang disebut spina scapula. Sebelah
atas dan bawah spina scapula terdapat dataran melekuk yang disebut fosa supraskapula (sebelah atas) dan fosa infraskapula (sebelah bawahnya).
Ujung dari spina scapula di bagian bahu membentuk taju yang disebut acromion dan berhubungan dengan
klavikula dengan perantara perseendian. Di sebelah bawah medial dari acromion terdapat
sebuah taju yang menyerupai paruh burung gagak yang disebut dengan prosesus karakoid. Di sebelah bawahnya
terdapat lekukan empat kepala sendi yang disebut kavum glenoid.
b. Klavikula (tulang sela ngka),
bentuknya panjang, sedikit bengkok hamper menyerupai huruf S. bagan yang
berhubungan dengan acromion disebut ekstremitas
akrominalis.
Humerus
Humerus (tulang pangkal lengan) mempunyai tulang panjang
seperti tongkat. Bagian yang mempunyai hubungan dengan bahu bentuknya bundar
membentuk kepala sendi yang disebut kaput
humeri. Pada kaput humeri ini terdapat tonjolan yang disebut tuberkel mayor-minor. Di sebelah bawah
kaput humeri terdapat taju (kapitulum, epikondilus lateralis dan epikondilus
medialis). Disamping itu juga mempunyai lekukan yang disebut fosa koronoid (bagan depan) dan fosa olekrani (bagian belakang).
Muskulo
Otot bahu hanya
meliputi sebuah sendi saja dan membungkus tulang pangkal lengan dan tulang
belikat akromion yang teraba dari luar.
a.
Muskulus
deltoid (otot
segitiga), otot ini membentuk lengkung bahu dan berpangkal di bagian sisi
tulang selangka lengan. Diantara otot ini dan taju besar tulang pangkal lengan
terdapat kandung lendir. Fungsinya mengangkat lengan sampai mendatar.
b.
Muskulus
subskapularis (otot
depan tulang belikat) Otot ini mulai dari bagian depan tulang belikat, menuju
taju kecil tulang pangkal lengan, di bawah ototnya terdapat kantung lender.
Fungsinya menengahkan dan memutar tulang humerus kedalam.
c.
Muskulus
supraspinatus (otot
atas tulang belikat). Otot ini berpangkal dilekuk sebelah atas menuju ke
prosesus sifoid besar tulang pangkal lengan. Fungsinya mengangkat lengan.
d.
Muskulus
infraspinatus (otot
bawah tulang belikat). Otot ini berpangkal di lekuk sebelah bawah tulang
belikat dan menuju ke prosesus sifoid besar tulang pangkal lengan. Fungsinya
memutar lengan keluar.
e.
Muskulus
teres mayor (otot
lengan bulat besar). Otot ini berpangkal di siku bawah tulang belikat dan
menuju ke prosesus sifoid kecil tulang pangkal lengan. Diantara otot lengan
bulat kecil dan otot lengan bulat besar terdapat kepala yang panjang dari
muskulus triseps brakii. Fungsinya bisa memutar lengan ke dalam.
f.
Muskulus
teres minor (otot
lengan belikat kecil). Otot ini berpangkal di siku sebelah luar tulang belikat
dan menuju ke prosesus sifoid besar tulang pangkal lengan. Fungsinya memutar
lengan keluar.
ANATOMI SISTEM MUSKULOSKELETAL BAGIAN
KEPALA, DADA DAN PERUT
1.
KEPALA
(CRANIUM)
Skeletal
a. Tulang
tengkorak otak (os cranium)
1) Gubah tengkorak yang terdiri atas
tulang-tulang seperti :
·
Os
frontal (tulang dahi)
·
Os
parietal (tulang ubun-ubun)
·
Os
Occipital (tulang kepala bagian belakang)
2) Dasar tengkorak, yang terdiri dari
tulang-tulang seperti :
·
Os
Sfenoidalis (tulang baji), tulang yang terdapat ditengah-tengah dasar tengkorak
dan berbentuk seperti kupu-kupu, dengan tiga pasang sayap.
·
Os
Ethimoidalis (tulang tapis), terletak disebelah depan dari os sfenoidal
diantara lekuk mata.
·
Selain
kedua tulang tersebut diatas dasar tengkorak dibentuk pula oleh tulang-tulang
lain seperti : tulang kepala belakang, tulang dahi dan tulang pelipis.
3) Samping tengkorak, dibentuk oleh tulang
pelipis ( os Temporailis) dan sebagian tulang dahi, tulang ubun-ubun dan tulang
baji. Tulang pelipis terdapat di bagian kiri dan kanan samping kepala dan
terbagi atas 3 bagian yaitu:
·
Bagian tulang karang (skuamosa), yang
membentuk rongga-rongga yaitu rongga telinga tengah dan rongga trlinga dalam.
·
Bagian tulang keras (os petrosum) yang
menjorok ke bagian tulang pipi dan mempunyai taju yang disebut prosesus
stiloid.
·
Bagian mastoid, terdiri dari tulang yang
mempunyai lubang-lubang halus berisi udara dan mempunyai taju, bentuknya
seperti puting susu yang disebut prosesus mastoid
b. Tengkorak
wajah
c. Dibagi
atas dua bagian yaitu:
1)
Bagian hidung
a)
Os lakrimal : tulang mata, terletak disebelah
kiri/kanan pangkal hidung di sudut mata
b) Os
nasal : tulang hidung yang membentuk batang hidung sebelah atas
c) Os
konka nasal : tulang karang hidung letaknya di dalam rongga hidung bentuknya
berlipat-lipat
d) Septum
nasi : sekat rongga hidung adalah sambungan tulang tapis yang tegak
2)
Bagian rahang
a)
Os maksilaris (tulang rahang atas), terdiri
dari tulang bagian kiri dan kanan menjadi satu di dalamnya terdapat
lubang-lubang besar yang berisi udara yang disebut sinus maksilaris (antrum
higmori) yang berhubungan dengan rongga hidung.
b)
Di bawah os maksilaris terdapat suatu taju
tempat melekatnya urat gigi yang disebut prosesus alveolaris
c)
Os zigomatikum, tulang pipi, terdiri dari dua
tulang kiri/ kanan
d)
Os palatum, tulang langit–langit, terdiri
dari dua buah tulang kiri/kanan, di bagian tulang muka ini yang keras disebut
palatum mole
e)
Os mandibularis, tulang rahang bawah. Dua
buah kiri/ kanan dan menjadi satu dipertengahan dagu. Bentuknya seperti logam
kuda, bagian muka membentuk taju yang disebut prosesus korakoid yaitu tempat
melekatnya otot-otot kunyah dan kondilus yang membentuk persendian tulang pipi.
Pada tulang rahangh atas dan tulang rahang bawah banyak mempunyai lubang-lubang
yaitu tempat saraf dan pembuluh darah.
f)
Os hyoid, tulang lidah letaknya agak terpisah
dari tulang-tulang wajah yang lain yaitu terdapat dipangkal leher antara
otot-otot leher.
Os
Cranium (tulang tengkorak)
|
1 tulang dahi (os.frontale)
2 tulang ubun-ubun (os.parietale) 1 tulang kepala belakang (os.occipitale) 2 tulang baji (os.sphenoidale) 2 tulang pelipis (os.temporale) 2 tulang tapis (os.ethmoidale) |
Sutura
(Tulang-tulang tengkorak kepala dihubungkan satu sama lain
oleh tulang bergerigi yang disebut sutura)
|
·
Sutura
coronalis yang menghubungkan antara os frontal dan os parietal.
·
Sutura
sagitalis yang menghubungkan antara os parietal kiri dan kanan.
·
Sutura
lambdoidea/ lambdoidalis yang menghubungkan antara os parietal dan os
occipital.
|
os.splanchocranium (tulang wajah)
|
2 tulang rahang atas (os.maxilla)
2 tulang rahang bawah (os.mandibula) 2 tulang pipi (os.zygomaticum) 2 tulang langit-langit (os.pallatum) 2 tulang hidung (os.nasale) 2 tulang mata (os.laximale) 1 tulang lidah (os.hyoideum) 2 tulang air mata (os.lacrimale) 2 tulang rongga mata (os.orbitale) |
Muskulo
Kepala
Otot
bagian ini dibagi menjadi 5 bagian:
a. Otot pundak kepala, funsinya
sebagian kecil membentuk gales aponeurotika disebut juga muskulus
oksipitifrontalis, dibagi menajdi 2 bagian:
1) Muskulus frontalis, funsinya
mengerutkan dahi dan menarik dahi mata
2) Oksipitalis terletak di bagian
belakang, fungsinya menarik kulit ke belakang
b. Otot wajah terbagi atas:
1) Otot mata (muskulus rektus okuli)
dan otot bola mata sebanyak 4 buah
2) Muskulus oblikus okuli/otot bola
mata sebanyak 2 buah, fungsinya memutar mata
3) Muskulus orbikularis okuli/otot
lingkar mata terdapat di sekliling mata, funsinya sebagai penutup mata atau
otot sfingter mata
4) Muskulus levator palpebra superior
terdapat pada kelopak mata. Fungsinya menarik, mengangkat kelopak mata atas
pada waktu membuka mata
c. Otot mulut bibir dan pipi, terbagi
atas:
1) Muskulus triangularis dan muskulus
orbikularis oris/otot sudut mulut, fungsinya menarik sudut mulut ke bawah
2) Muskulus quadratus labii superior,
otot bibir atas mempunyai origo penggir lekuk mata menuju bibir atas dan hidung
3) Muskulus quadratus labii inferior,
terdapat pada dagu merupakan kelanjutan pada otot leher. Fungsinya menarik
bibir ke bawah atau membentuk mimik muka ke bawah
4) Muskulus buksinator, membentuk
dinding samping rongga mulut. Origo pada taju mandibula dan insersi muskulus
orbikularis oris. Fungsinya untuk menahan makanan waktu mengunyah.
5) Muskulus zigomatikus/otot pipi,
fungsinya untuk mengangkat dagu mulut ke atas waktu senyum.
d. Otot pengunyah/otot yang bekerja
waktu mengunyah, terbagi atas:
1) Muskulus maseter, fungsinya
mengangkat rahang bawah pada waktu mulut terbuka
2) Muskulus temporalis fungsinya
menarik rahang bawah ke atas dan ke belakang
3) Muskulus pterigoid internus dan
eksternus, fungsinya menarik rahang bawah ke depan
e. Otot lidah sangat berguna dalam
membantu pancaindra untuk mengunyah, terbagi atas:
1) Muskulus genioglosus, fungsinya
mendorong lidah ke depan
2) Muskulus stiloglosus, fungsinya
menarik lidah ke atas dan ke belakang
2.
DADA
Skeletal
Kerangka dada dibentuk oleh susunan tulang yang
melindungi rongga dada yang terdiri dari :
a. Tulang
dada (sternum) : 1 buah
b. Tulang
iga (kosta) : 12 pasang
1) Tulang
iga sejati (costae varae) : 1-7
2) Tulang
iga palsu (costae sporie) : 8-10
3) tulang
iga melayang (costae fluctuantes) : 11-12
c. Vertebra
torakalis : 12 ruas
Tulang dada menjadi tonggak dinding depan dari toraks (rongga
dada) bentuknya gepeng dan sedikit melebar, yang terdiri atas 3 bagian yaitu :
a. Manubrium
sterni, bagian tulang dada sebelah atas yang membentuk persendian dengan tulang
selangka (klavikula) dan tulang iga.
b. Korpus
sterni, bagian yang terbesar dari tulang dada dan membentuk persendian dengan
tulang-tulang iga.
c. Prosesus
xifoideus, bagian ujung dari tulang dada dan pada bayi masih berbentuk tulang
rawan.
Muskulo Bagian Dada
Terdiri atas :
1) Otot dada besar (muskulus
pektoralis mayor). Pangkalnya terdapat di ujung tengah tulang
selangka, korpus dan rawan kosta. Fungsinya dapat memutar lengan ke dalam dan
menengahkan lengan, menarik lengan melalui dada, merapatkan lengan ke dalam.
2) Otot dada kecil (muskulus
pektoralis minor). Terdapat di bawah otot dada besar, berpangkal di kosta
III, IV dan V menuju prosesus korakoid. Fungsinya menaikkan tulang belikat dan
menekan bahu.
3) Otot bawah selangka (muskulus
subklavikula). Terdapat di antara klavikula dan ujung kosta I, bagian dada
atas sebelah bawah os klavikula. Fungsinya menetapkan tulang selangka di sendi
sebelah korpus dan menekan sendi bahu ke bawah dan ke depan.
4) Otot gergaji depan (muskulus
seratus anterior). Berpangkal di kosta I sampai IX dan menuju ke sisi
tengah tulang belikat, tetapi yang terbanyak menuju ke bawah.
5) Otot dada sejati yaitu otot-otot
sela kosta dalam. Fungsinya mengangkat dan menurunkan kosta waktu bernafas.
Otot dada bagian dalam disebut juga dada sejati, otot dada yang membantu
pernafasan terdiri dari:
·
Muskulus
interkostalis eksternal dan
internal terdapat di antara tulang-tuang kosta. Fungsinya mengangkat dan
menurunkan tulang kosta ke atas dan ke bawah pada waktu bernafas.
·
Muskulus
diafragmatikus,merupakan
alat istimewa yang di tengahnya mempunyai aponeourosis yang disebut sentrum
tendieum. Bentuknya melengkung ke atas menghadap ke rongga toraks,
mempunyai lobang tempat lalu aorta vena dan esophagus. Fungsinya menjadi batas
antara rongga dada dan rongga perut. Kontraksi dan relaksasinya memperkecil
serta memperbesar rongga toraks waktu bernafas.
3.
PERUT
Muskulo
Terdiri dari atas :
1) Muskulus abdominis internal (dinding perut). Garis di tengah
dinding perut dinamakan linea alba, otot sebelah luar (muskulus
abdominis eksternal). Otot yang tebal dinamakan apeneurosis, membentuk
kandung otot yang terdapat di sebelah kiri dan kanan linea itu.
2) Lapisan sebelah luar sekali dibentuk
otot miring luar (muskulus obliqus eksternus abdominis). Berpangkal
pada kosta V sampai kosta yang bawah sekali. Serabut ototnya yang sebelah
belakang menuju ke tepi tulang panggul (Krista iliaka). Serabut yang depan
menuju linea alba. Serabut yang tengah membentuk ikat yang terbentang dari
spina iliaka anterior superior ke simfisis.
3) Lapisan ke dua di bawah otot di
bentuk oleh otot perut dalam(muskulus obliqus internus abdominis).
Serabut miring menuju ke atas dank e tengah. Apeneurosis terbagi 2 dan ikut
membentuk kandung otot perut lurus sebelah depan dan belakang muskulus
rektus abdominis, otot perut lurus mulai dari pedang rawan kosta III di
bawah dan menuju ke simfisis. Otot ini mempunyai 4 buah urat melintang.
4) Muskulus transverses abdominis, merupakan xifoid menuju artikule
ke kosta III terus ke simfisis. Otot ini membentuk 4 buah otot yang bentuknya
melintang dibungkus oleh muskulus abdominis dan otot vagina.
Otot yang masuk ke dalam formasi
bagian bawah dinding perut atau dindig abdominal posterior :
1) Muskulus psoas, terletak di belakang diafragma
bagian bawah mediastinum, berhubungan dengan quadratus lumborum di dalamnya
terdapat arteri, vena dan kelenjar limfe
2) Muskulus iliakus terdapat pada sisi tulang ilium,
sebelah belakang berfungsi menopang sekum, dan sebelah depan menyentuh kolon
desendens.
ANATOMI
SISTEM MUSKULOSKELETAL BAGIAN LENGAN, PANGGUL, DAN GERAK BAWAH
1.
LENGAN
Skeletal
Kerangka
anggota gerak atas dikaitkan dengan kerangka badan dengan perantaraan gelang
bahu yang terdiri dari skapula dan klavikula. Tulang-tulang yang membentuk
kerangka lengan antara lain : gelang bahu (skapula dan klavikula), humerus,
ulna dan radius, karpalia, metakarpalia dan falangus
Gelang Bahu
Gelang bahu yaitu
persendian yang menghubungkan lengan dengan badan. Pergelangan ini mempunyai
mangkok sendi yang tidak sempurna oleh karena bagian belakangnya terbuka.
Bagian ini di bentuk oleh dua buah tulang yaitu skapula dan klavikula
Bagian-bagian Tulang Ekstremitas
Bagian-Bagian Ini Akan
Dijelaskan Bagian-Bagian Dari Ekstremitas Atas. Bagian Ekstremitas Atas terdiri
dari :
a. Tulang Skapula
Skapula (tulang
belikat) terdapat di bagian punggung sebelah luar atas, mempunyai tulang iga I
sampai VIII, bentuknya hampir segitiga. Di sebelah atasnya mempunyai bagian yang di sebut spina skapula. Sebelah atas bawah
spina skapula terdapat dataran melekuk yang di sebut fosa supraskapula dan fosa
infraskapula.
Ujung dari spina skapula di bagian bahu membentuk taju yang di sebut akromion
dan berhubungan dengan klavikula dengan perantara persendian. Di sebelah bawah
medial dari akromion terdapat sebuah taju menyerupai paruh burung gagak yang
disebut dengan prosesus korakoid. Di sebelah bawahnya terdapat lekukan tempat kepala sendi yang
di sebut kavum
glenoid
b. Tulang Klavikula
Klavikula adalah
tulang yang melengkung membentuk bagian anterior dari gelang bahu.Untuk
keperlua pemeriksaan dibagian atas batang dan dua ujung. Ujung medial disebut extremitas
sternal dan membuat sendi dengan sternum. Ujung lateral
disebut extremitas akrominal, yang bersendi pada proseus akrominal dari scapula.
Fungsi kavikula yaitu
member kaitan kepada beberapa otot dari leher dan bahu dan dengan demikian
bekerja sebagai penompang lengan.
c. Tulang Humerus
Humerus (tulang
pangkal lengan) mempunyai tulang panjang seperti tongkat. Bagian yang mempunyai
hubungan dengan bahu bentuknya bundar membentuk kepala sendi yang di sebut
kaput humeri. Pada kaput humeri ini terdapat tonjolan yang di sebut tuberkel mayor dan minor. Di sebelah bawah
kaput humeri terdapat lekukan yang di sebut kolumna humeri. Pada bagian bawah terdapat taju (kapitulum, epikondius lateralis dan epikondilus
medialis). Di samping itu juga
mempunyai lekukan yang disebut fosa koronoid (bagian depan) dan fosa
olekrani (bagian belakang).
d. Tulang Ulna
Ulna adalah sebuah
tulang pipa yang mempunyai sebuah batang dan dua ujung. Tulang itu adalah
tulang sebelah medial dari lengan bawah dan lebih panjang dari radius. Kepala
ulna berada disebelah ujung bawah.
Di daerah proksimal,
ulna berartikulasi dengan humerus melalui fossa olecranon (di bagian posterior)
dan melalui prosesus coronoid (dengan trochlea pada humerus). Artikulasi ini
berbentuk sendi engsel, memungkinkan terjadinya gerak fleksi-ekstensi. Ulna
juga berartikulasi dengan radial di sisi lateral. Artikulasi ini berbentuk
sendi kisar, memungkinkan terjadinya gerak pronasi-supinasi. Di daerah distal,
ulna kembali berartikulasi dengan radial, juga terdapat suatu prosesus yang disebut
sebagai prosesus styloid.
e. Tulang Radius
Radius adalah tulang
disisi lateral lengan bawah. Merupakan tulang pipa dengan sebuah batang dan dua
ujung dan lebih pendek daripada ulna.
Di daerah proksimal,
radius berartikulasi dengan ulna, sehingga memungkinkan terjadinya gerak
pronasi-supinasi. Sedangkan di daerah distal, terdapat prosesus styloid dan
area untuk perlekatan tulang-tulang karpal antara lain tulang scaphoid
dan tulang lunate.
f. Tulang Karpal
Tulang karpal terdiri
dari 8 tulang pendek yang berartikulasi dengan ujung distal ulna dan radius,
dan dengan ujung proksimal dari tulang metakarpal. Antara tulang-tulang karpal
tersebut terdapat sendi geser. Ke delapan tulang tersebut adalah scaphoid,
lunate, triqutrum, piriformis, trapezium, trapezoid, capitate, dan hamate.
Bagian dari Tulang Karpal yaitu :
1) Metacarpal
Metakarpal terdiri
dari 5 tulang yang terdapat di pergelangan tangan dan bagian proksimalnya
berartikulasi dengan bagian distal tulang-tulang karpal. Persendian yang
dihasilkan oleh tulang karpal dan metakarpal membuat tangan menjadi sangat
fleksibel. Pada ibu jari, sendi pelana yang terdapat antara tulang karpal dan
metakarpal memungkinkan ibu jari tersebut melakukan gerakan seperti menyilang
telapak tangan dan memungkinkan menjepit/menggenggam sesuatu. Khusus di tulang
metakarpal jari 1 (ibu jari) dan 2 (jari telunjuk) terdapat tulang sesamoid.
2) Falang
Falang juga tulang
panjang,mempunyai batang dan dua ujung. Batangnya mengecil diarah ujung distal.
Terdapat empat belas falang, tiga pada setiap jari dan dua pada ibu jari.Sendi
engsel yang terbentuk antara tulang phalangs membuat gerakan tangan menjadi
lebih fleksibel terutama untuk menggenggam sesuatu.
Muskulo
1)
Otot
Pangkal Lengan Atas
a.
Otot
– otot ketul (fleksor):
·
Muskulus
biseps braki (otot
lengan berkepala 2). Otot ini meliputi dua buah sendi dan mempunyai dua buah
kepala (kaput). Kepala yang panjang melekat di dalam sendi bahu, kepala yang
pendek melekatnya disebelah luar dan yang kedua disebelah dalam.
Otot itu ke bawah menuju ke tulang pengumpil. Di bawah uratnya terdapat kandung
lender. Fungsinya membengkokkan lengan bawah siku, meratakan hasta dan
mengangkat lengan.
·
Muskulus
brakialis (otot
lengan dalam). Otot ini berpangkal dibawah otot segitiga di tulang pangkal
lengan dean menuju prosesus sifoid di pangkal tulang radius. Fungsinya
membengkokkan lengan bawah siku.
·
Muskulus
korakobrakialis. Otot
ini berpangkal di prosesus korakoid dan menuju ke tulang pangkal lengan.
Fungsinya mengangkat lengan.
b.
Otot
kedang (ekstensor):
Muskulus
triseps braki (otot
lengan berkepala 3), yaitu :
·
Kepala
luar berpangkal di sebelah belakang tulang pangkal lengan dan menuju ke bawah
kemudian bersatu dengan yang lain.
·
Kepala
dalam dimulai di sebelah dalam tulang pangkal lengan.Kepala panjang dimulai
pada tulang di bawah sendi dan ketiganya mempunyai sebuah otot yang melekat di
olekrani.
Tabel
14.2 otot-otot yang menghubungkan lengan atas dengan tubuh.
Nama
|
posisi
|
Asal
|
insersi
|
Kerja
|
Pektoralis
mayor
|
Depan
dada
|
Sternum,
klavikula, dan kartilago iga-iga sejati
|
Humerus
(lengkung bisipital)
|
Mengaduksi bahu,
menarik lengan melewati depan dada. Rotasi internal bahu
|
Latisimus
dorsi
|
Menyilang
punggung dari regio lumbal ke bahu
|
Torakal
bawah, vertebra lumbal dan sekral serta krista iliaka
|
Humerus
(lengkung bisipital)
|
Mengaduksi
bahu, menarik lengan ke belakang dan ke bawah, seperti menarik lonceng dan
mendayung, dan merotasi internal bahu
|
Seratus
anterior
|
Di
atas sisi torak dan di bawah skapula pada punggung
|
Bagian
depan iga ataas ke-8
|
Bagian
medial batas skapula
|
Menarik
skapula ke depan, antagonis terhadap trapezius
|
2)
Otot-Otot Lengan Bawah
a. Otot-otot kedang yang memainkan
peranannya dalam pengetulang di atas sendi siku, sendi tangan, sendi jari, dan
sebagian dalam gerak silang radius:
·
Muskulus
ekstensor karpi radialis longus
·
Muskulus
ekstensor karpi radialis brevis
·
Muskulus
ekstensor karpi ulnaris.
Ketiga otot ini fungsinya sebagai ekstensi lengan (menggerakkan lengan)
·
Digitonum
karpi radialis,
fungsinya ekstensi falang kecuali ibu jari
·
Muskulus
ekstensor policis, fungsinya
ekstensi ibu jari
b. Otot-otot ketul yang mengedangkan
sikudan tangan serta ibu jari dan meratakan radius. Otot-otot ini berkumpul
sebagai berikut :
·
Otot-otot
di sebelah metacarpal. Otot-otot ini ada 4 lapis. Lapis yang pertama ke 2 di
sebelah luar berpangkal di tulang pangkal lengan. Didalam lapis yang pertama
terdapat otot-otot yang meliputi sendi siku, sendi antara radius dan tulang
pengumpil sendi pergelangan. Fungsinya dapat membengkokkan falang. Lapis yang
ke 4 ialah otot-otot untuk sendi antara tulang radius dan tulang pengumpil. Di
antara otot-otot ini disebut :
ü Muskulus pronator teres. Fungsinya dapat mengerjakan silang
radius dan membengkokkanlengan bawah siku
ü Muskulus Palmaris ulnaris, berfungsi mengetulkan lengan,muskulus
Palmaris longus, muskulus fleksor karpi radialis, muskulus fleksor digitor
sublimis. Fungsinya fleksi jari kedua dan kelingking.: muskulus fleksor
digitorumprofundus, fungsinya fleksi jari 1, 2, 3, 4: muskulus fleksor policis
ingus, fungsinya fleksi ibu jari.
ü Otot yang bekerja memutar radialis
(pronator dan supinator) terdiri dari : muskulus pronator teres equadratus,
fungsinya pronasi tangan : muskulus spinator brevis, fungsinya supunasi tangan.
·
Otot
– otot di sebelah tulang ulna, berfungsi membengkokkan lengan di siku, membengkokkan
tangan ke arah tulang ulna atau tulang radius.
·
Kedang
Otot – otot di sebelah punggung atas, disebut otot kedang jari bersama yang
meluruskan jari tangan. Otot yang lain meluruskan ibu jari (telunjuk). Otot –
otot lengan bawah mempunyai otot yang panjang di bagian bawah di dekat
pergelangan dan di tangan. Otot – otot tersebut menpunyai kandung otot.
3)
Otot-Otot Tangan
Di tangan terdapat otot – otot tangan pendek terdapat di
antara tulang – tulang telapak tangan atau membantu ibu jari tangan (thenar)
dan anak jantung tangan (hipothenar).
2.
PANGGUL
Skeletal
Kerangka
panggul :
a. Os
ileum (tulang usus)
·
Fosa iliaka
·
Spina iliaka
·
Krista iliaka
b. Os
pubis (tulang kemaluan)
·
Simfisis pubis
·
Tuberkel pubis
c. Os
iskhi (tulang duduk)
·
Tuberositas iskhiardikum
·
Foramen obturatum
·
Asetabulum
Muskulo
Otot ini berasal dari tulang panggul atau kolumna
vertebralis menuju ke pangkal paha.
1) Sebelah
depan bagian dalam dari panggul terdapat :
a. Muskulus
psoas mayor, terbentang dari prosesus transversi lumbalis menuju trokanter minor
iliakus
b. Muskulus
iliakus, berasal dari fosa iliaka menuju trokanter minor
c. Muskulus
psoas minor, yang terletak di muka psoas mayor. Ketiga otot ini disebut juga
otot iliopsoas, fungsinya mengangkat dan memutar tungkai ke bagian luar
2) Sebelah
belakang bagian luar terdapat :
a. Muskulus
gluteus maksimus merupakan otot yang terbesar yang terdapat di sebelah luar
panggul membentuk bokong. Fungsinya antagonis dari iliopsoas yaitu rotasi
fleksi dan endorotasi femur
b. Muskulus
gluteus medius dan minimus, terdapat dibagian belakang dari sendi panggul
dibawah gluteus maksimus, fungsinya abduksi dan endorotasi dari femur dan
bagian medius eksorotasi femur.
3.
GERAK
BAWAH
Skeletal
a. Pelvis
Pelvis terdiri atas sepasang tulang
panggul (hip bone) yang merupakan tulang pipih. Masing-masing tulang
pinggul terdiri atas 3 bagian utama yaitu ilium, pubis dan ischium. Ilium
terletak di bagian superior dan membentuk artikulasi dengan vertebra sakrum,
ischium terletak di bagian inferior-posterior, dan pubis terletak di bagian
inferior-anterior-medial. Bagian ujung ilium disebut sebagai puncak iliac (iliac
crest). Pertemuan antara pubis dari pinggul kiri dan pinggul kanan disebut
simfisis pubis. Terdapat suatu cekungan di bagian pertemuan ilium-ischium-pubis
disebut acetabulum, fungsinya adalah untuk artikulasi dengan tulang femur.
b. Femur
Femur merupakan tulang betis, yang
di bagian proksimal berartikulasi dengan pelvis dan dibagian distal
berartikulasi dengan tibia melalui condyles. Di daerah proksimal terdapat
prosesus yang disebut trochanter mayor dan trochanter minor, dihubungkan oleh
garis intertrochanteric. Di bagian distal anterior terdapat condyle lateral dan
condyle medial untuk artikulasi dengan tibia, serta permukaan untuk tulang
patella. Di bagian distal posterior terdapat fossa intercondylar.
c. Tibia
Tibia merupakan tulang tungkai bawah
yang letaknya lebih medial dibanding dengan fibula. Di bagian proksimal, tibia
memiliki condyle medial dan lateral di mana keduanya merupakan facies untuk
artikulasi dengan condyle femur. Terdapat juga facies untuk berartikulasi
dengan kepala fibula di sisi lateral. Selain itu, tibia memiliki tuberositas
untuk perlekatan ligamen. Di daerah distal tibia membentuk artikulasi dengan
tulang-tulang tarsal dan malleolus medial.
d. Fibula
Fibula merupakan tulang tungkai
bawah yang letaknya lebih lateral dibanding dengan tibia. Di bagian proksimal,
fibula berartikulasi dengan tibia. Sedangkan di bagian distal, fibula membentuk
malleolus lateral dan facies untuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal.
e. Tarsal
Tarsal merupakan 7 tulang yang
membentuk artikulasi dengan fibula dan tibia di proksimal dan dengan
metatarsal di distal. Terdapat 7 tulang tarsal, yaitu calcaneus, talus, cuboid,
navicular, dan cuneiform (1, 2, 3). Calcaneus berperan sebagai tulang penyanggah
berdiri.
f. Metatarsal
Metatarsal merupakan 5 tulang yang
berartikulasi dengan tarsal di proksimal dan dengan tulang phalangs di distal.
Khusus di tulang metatarsal 1 (ibu jari) terdapat 2 tulang sesamoid.
g. Phalangs
Phalangs merupakan tulang jari-jari
kaki. Terdapat 2 tulang phalangs di ibu jari dan 3 phalangs di masing-masing
jari sisanya. Karena tidak ada sendi pelana di ibu jari kaki, menyebabkan jari
tersebut tidak sefleksibel ibu jari tangan.
Muskulo
1)
Otot-Otot
Tungkai Atas
Muskulus
femoris superior,
mempunyai selaput pembungkus yang sangat kuat dan disebut fasia lata yang
dibagi atas 3 golongan yaitu :
a. Muskulus abduktor yang terdiri dari :
·
Muskulus
abduktor maldanus sebelah dalam
·
Muskulus
abduktor brevis sebelah tengah
·
Muskulus
abduktor longus sebelah luar.
Ketiga
otot ini menjadi satu yang di sebut muskulus abduktor femoralis. Fungsinya
menyelenggarakan gerakan abduksi dari femur.
b. Muskulus ekstensor (quadriseps
femoris) otot
kepala empat.Otot ini merupakan otot yang terbesar dari :
·
Muskulus
rektus femoris
·
Muskulus
vastus lateralis eksternal
·
Muskulus
vastus medialis internal
·
Muskulus
vastus intermedial
·
Otot
fleksor femoris, yang terdapat di bagian belakang femur terdiri dari:
ü Biseps femoris, otot berkepala dua.
Fungsinya membengkokkan femur dan meluruskan tungkai bawah.
ü Muskulus semi membranosus, otot yang
seperti selaput. Fungsinya membengkokkan tungkai bawah.
ü Muskulus semi tendinosus, otot
seperti urat. Fungsinya membengkokkan otot bawah serta memutarkan ke dalam.
ü Muskulus sartorius, otot penjahit.
Bentuknya bentuknya panjang seperti pita, terdapat di bagian femur. Fungsinya,
eksorotasi femur memutar keluar pada waktu lutut mengentul, serta membantu
gerakan fleksi femur dan membengkokkan keluar.
2)
Otot-Otot
Tungkai Bawah
Terdiri
dari :
a. Muskulus tibialis anterior. Fungsinya menggangkat pinggir
kaki sebelah tengah dan membengkokkan kaki.
b. Muskulus ekstensor talangus longus. Fungsinya meluruskan jari telinjuk
ke tengah jari, jari manis dan kelingking kaki.
c. Otot kedang jempol, fungsinya dapat meluruskan ibu
jari kaki. Otot – otot tersebut di paut oleh ikat melintang dan ikat silang
sehinggaotot itu bisa membengkokkan kaki ke atas.otot – otot yang terdapat di
belakang mata kaki luar dipaut oleh ikat silang dan ikat melintang. Fungsinya
dapat mengangkat kaki sebelah luar.
d. Otot akiles (tendo achilles). Funfsinya meluruskan kaki di
sendi kalkaneus dan membengkokkan tungkai bawah patela (muskulus
popliteus).yang :
·
Berpangkal
pada kondilus fibula.
·
Melintang
dan melekat di kondilus lateralis tulang femur. Fungsinya memutar tibia kedalam
(endorotasi). Otot kentul jari (muskulus fleksor falangus longus). Berpangkal
pada tibia dan ototnya manuju metatarsal dan melekat pada tuas falang.
Fungsinya membengkokkan jari dan menggerakkan kaki kedalam.
e. Muskulus falangus longus. Berpangkal pada fibula, ototnya
melewati falang dan melekat pada ruas falang. Fungsinya membengkokkan falang.
f. Otot tulang tibia (muskulus tibialis
posterior). Berpangkal
pada selaput antara tulang dan melekat pada pangkal falang.
Fungsinya dapat membengkokkan kaki di sendi kalkaneus dan metatarsal di sebelah
ke dalam.
g. Otot kedang jari bersama. Letaknya di punggung kaki,
fungsinya dapat meluruskan jari kaki.
PENGKAJIAN
SISTEM MUSKULOSKELETAL
1.
Data Subjektif
a. Data Biografi
b. Riwayat Perkembangan
c. Riwayat Sosial
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
e. Riwayat Keluarga
f. Riwayat Diet
g. Aktivitas sehari-hari
h. Riwayat Kesehatan Sekarang
i. Keluhan Utama (nyeri, kekakuan,
deformitas, kelainan fungsi), Nyeri saat beraktivitas (sendi), nyeri setelah
berjalan (degenerasi lutut), nyeri pada suhu dingin (OA), nyeri pada pagi hari
(RA), Suhu dingin & kurang aktivitas meningkatkan kekakuan sendi
2.
Data Objektif
a.
Pemeriksaan
Fisik
Teknik inspeksi dan palpasi digunakan
untuk mengevaluasi integritas tulang, postur, fungsi sendi, kekuatan otot, cara
berjalan dan kemampuan aktivitas harian. Dasar pengkajiannya adalah perbandingan
simetrisitas bagian tubuh. Kedalam pengkajian tergantung pada keluhan
pasien dan riwayat kesehatan serta temuan pemeriksaan fisik dan penunjang.
·
Otot
ü Perhatikan kemampuan mengubah
posisi, kekuatan dan koordinasi serta ukuran masing-masing.
ü Kaji (palpasi) tonus otot,
konsistensi atau tegangan pada otot yang sedang istirahat
ü Kaji massa otot (disertai pengukuran
lingkar paha, betis dan lengan atas)
ü Kaji kekuatan otot (skala 0-5):
paralisis, paresis, kelemahan parah, sedang ringan, normal)
·
Tulang:
ü Kaji adanya deformitas dan
kesejajaran
ü Inspeksi adanya
abnormalitas/deformitas tulang
ü Ukur tinggi badan klien dan panjang
tiap ekstrimitas sebagai perbandingan
ü Inspeksi kesejajaran kepala dengan
tubuh
ü Inspeksi dan palpasi kesejajaran
scapula
ü Inspeksi & Palpasi kurvatura
spinal thoraksic dan lumbal (kesejajaran & nyeri tekan)
·
Sendi
ü Inspeksi adanya abnormalitas (adanya
eritema, edema, efusi) atau deformitas
pada bentuk (kontraktur, dislokasi,
subluksasi)
ü Palpasi pada seluruh bagian sendi
pada saat istirahat dan bergerak (N: sendi bergerak secara halus)
ü Palpasi adanya nyeri, peningkatan
suhu (inflamasi), krepitasi (permukaan sendi kurang rata), suara gemeltuk
(adanya ligament yang tergelincir diantara tonjolan tulang) pada sendi yang
dikeluhkan
ü Kaji rentang gerak sendi (ROM) àbebas atau terbatas (dengan menggunakan goniometer)
ü Kadang ukuran sendi menonjol akibat
atrofi otot di bagian proksimal dan distal sendi
ü Benjolan pada jaringan sekitar sendi
ditemukan pada kasus rheumatoid arthritis, gout, dan osteoartritis,
Benjolan
pada:
·
Pengkajian
tambahan
CARA
BERJALAN:
ü Perhatikan kehalusan dan iramanya
ü Setiap gerakan yang tidak
teratur/ireguler dianggap tidak normal
ü Penyebab kelainan gaya berjalan:
panjang ekstrimitas bawah asimiteris, keterbatasan gerak sendi, gangguan
neurologis (spastik hemiparese (stroke), propulsive (Parkinson’s), scissors
(cerebral palsy), wadding (hip dislocation), steppage (herniasi disc. Lumbar,
GBS, nerve damage
·
Range
of Motion (ROM)
·
Pemeriksaan
Fisik lainnya
ü Lasègue’s Test (HNP problem)
ü Thomas Test (Test for Hip Problem)
ü Trendelenburg Test (Test for Hip
Problem)
ü Bulge Test (Tests for Knee Problems)
ü Patellar Ballottement (Tests for
Knee Problems)
ü Lachman Test
b.
Pemeriksaan
Penunjang
1) Sinar – X
Menggambarkan
kepadatan tulang, tekstur, erosi dan perubahan hubungan tulang. Sinar-X
multipel diperlukan untuk pengkajian paripurna struktur yang sedang diperiksa.
Sinar-X korteks tulang dapat menunjukkan adanya pelebaran, penyempitan dan
tanda iregularitas. Sinar – X sendi dapat menunjukkan adanya cairan,
iregularitas, penyempitan, dan perubahan struktur sendi
2) CT Scan
(Computed Tomografi Scan)
Menunjukkan
rincian bidang tertentu dan dapat memperlihatkan tumor jaringan lunak atau
cedera ligamen atau tendon. CT Scan digunakan untuk mengindentifikasi lokasi
dan panjangnya patah tulang di daerah yang sulit dievaluasi, seperti
asetabulum. Pemeriksaan dilakukan bisa dengan atau tanpa kontras dan
berlangsung sekitar satu jam.
3) MRI
(Magnetic Resonance Imaging)
Teknik
pencitraan khusus, non invasif yang menggunakan medan magnet, gelombang radio,
dan komputer untuk memperlihatkan abnormalitas, misal tumor atau penyempitan
jaringan lunak. Klien yang mengenakan implant logam atau pacemaker tidak bisa
menjalani pemeriksaan ini. Perhiasaan harus dilepas, klien yang klaustrofobia
biasanya tidak mampu menghadapi ruangan tertutup tanpa penenang.
4) Angiografi
Pemeriksaan
sisitem arteri. Suatu bahan kontras radiopaque diinjeksikan ke dalam arteri
tertentu, dan diambil foto sinar-X serial sistem arteri yang dipasok oleh
arteri tersebut. Pemeriksaan ini sangat baik untuk mengkaji perfusi arteri dan
bisa digunakan untuk indikasi tindakan amputasi yang akan dilaksanakan.
Perawatan setelah dilakukan prosedur yaitu klien dibiarkan berbaring selama
12-24 jam untuk mencegah perdarahan pada tempat penusukan untuk melihat adanya
pembengkakan, perdarahan dan hematoma serta nya pantau ekstremitas bagian
distalnya untuk menilai apakah sirkulasinya adekuat.
5) Digital
Substraction Angiography (DSA)
Menggunakan
teknologi komputer untuk menggambarkan sistem arteri melalui kateter vena.
6) Venogram
Pemeriksaan
sistem vena yang sering digunakan untuk mendeteksi adanya trombosis vena
7) Mielografi
Suatu
pemeriksaan dengan menyuntikkan bahan kontras ke dalam rongga subarakhnoid
spinalis lumbal, dilakukan untuk melihat adanya herniasi diskus, stenosis
spinal (penyempitan kanalis spinalis) atau adanya tumor.
8) Diskografi
Pemeriksaan
diskus vertebralis dengan menyuntikkan bahan kontras ke dalam diskus dan
dilihat distribusinya
9) Arthrografi
Penyuntikkan
bahan radiopaque atau udara ke dalam rongga sendi untuk melihat struktur
jaringan lunak dan kontur sendi. Sendi diletakkan dalam kisaran pergerakannya
sementara diambil gambar sinar-X serial. Pemeriksaan ini sangat berguna
untukmengidentifikasi adanya robekan akut atau kronik kapsul sendi atau ligamen
penyangga lutut, bahu, tumit, pinggul dan pergelangan tangan. Bila terdapat
robekan bahan kontras akan mengalami kebocoran keluar sendi dan akan terlihat
dengan sinar-X. Perawatan setelah dilakukan artrogram, imobilisasi sendi selama
12-24 jam dan diberi balut tekan elastis. Tingkatkan kenyamanan klien sesuai
kebutuhan
10) Arthrosentesis
(aspirasi sendi)
Dilakukan
untuk memperoleh cairan sinovial untuk keperluan pemeriksaan atau untuk
meghilangkan nyeri akibat efusi. Normalnya, cairan sinovial adalah jernih dan
volumenya sedikit. Cairan sinovial lalu diperiksa secara makroskopis terkait
dengan volume, warna, kejernihan, dan adanya bekuan musin. Secara mikroskopis
diperiksa jumlah sel, identifikasi sel, pewarnaan Gram, dan elemen
penyusunannya. Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mendiagnosis reumatoid
artritis dan atrofi inflamasi, serta hemartrosis (perdarahan di rongga sendi)
yang mengarah pada trauma atau kecenderungan perdarahan.
11) Arthroskopi
Merupakan
prosedur endoskopi yang memungkinkan pandangan langsung ke dalam sendi.
Pemeriksaan ini dilakukan di kamar operasi dan memerlukan anestesi lokal atau
umum sebelumnya. Jarum bor besar dimasukkan dan sendi direnggangkan dengan
salin. Artroskop kemudian dimasukkan dan struktur sendi, sinovium dan permukaan
sendi dapat dilihat. Perawatan yang dilakukan setelah tindakan adalah dengan
menutup luka dengan balutan steril. Sendi dibalut dengan balutan tekan untuk
menghindari pembengkakan. Kompres es diberikan untuk mengurangi edema dan rasa
tidak nyaman.
12) Skintigrafi
Tulang (Pemindai Tulang)
Menggambarkan
derajat sejauh mana matriks tulang “mengambil” isotop radioaktif khusus tulang
yang diinjeksikan ke dalam sistem tersebut. Pemindai dilakukan empat sampai
enam jam setelah isotop diinjeksikan. Derajat ambilan nuklida berhubungan
langsung dengan metabolisme tulang. Peningkatan ambilan tampak
pada penyakit primer tulang (osteomielitis) dan pada jenis patah tulang.
13) Termografi
Mengukur
derajat pancaran panas dari permukaan kulit. Kondisi inflamasi seperti artritis
dan infeksi, neoplasma harus dievakuasi. Pemeriksaan serial berguna untuk
mendokumentasikan episode inflamasi dan respons klien terhadap terapi
pengobatan antiinflamasi.
14) Elektromiografi
Memberi
infoemasi mengenai potensial listrik otot dan saraf yang menyarafi. Tujuannya
adalah menentukan abnormalitas fungsi unit motor end.
Setelah tindakan berikan kompres hangat untuk mengurangi ketidaknyamanan.
15) Absorpsiometri
foton tunggal dan ganda
Uji
noninvasif untuk menentukan kandungan mineral tulang pada pergelangan tangan
atau tulang belakang. Osteoporosis dapat dideteksi dengan menggunakan alat
densitometri.
16) Biopsi
Dilakukan
untuk menentukan struktur dan komposisi tulang, otot, dan sinovium serta untuk
membantu menentukan penyakit tertentu. Tindakan yang dilakukan setelah
pelaksanaan prosedur adalah memantau adanya edema, perdarahan dan
nyeri. Kompres es dapat diberikan untuk mengurangi edema, bahkan pemberian
analgetik untuk mengatasi nyeri.
17) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah dan urine pasien dapat
memberikan informasi mengenai masalah musculoskeletal primer, atau komplikasi
yang terjadi sebagai dasar acuan pemberi terapi. Pemeriksaan darah lengkap
meliputi kadar hemoglobin (biasanya lebih rendah apabila terjadi perdarahan
karena trauma), dan hitung darah putih. Sebelum dilakukan pembedahan, periksa
bekuan darah untuk mendeteksi kecenderungan pendarahan. Karena tulang merupakan
jaringan yang sangat vaskuler.
Pemeriksaan kimia darah memberikan data
mengenai berbagai macam kondisi muskuloskeletal, kadar kalsium serum
berubahpada osteomalasiya fungsi paratiroit, penyakit paget, tumor tulang
metastasis, dan pada imobilisasi lama. Kadar fosfor serum berbanding terbalik
dengan kadar kalsium dan menurun pada rikets yang berhubungan dengan sindrom
malapsorpsi. Fosfatase asam meningkat pada penyakit paget dan kangker
metastasis.fosfatase alkali meningkat selama penyembuhan patah tulang dan pada
penyakit pada peningkatan aktifitas osteoblas.
Metabolisme tulang dapat dievaluasi
melalui pemeriksaan tiroid dan penentuan kadar kalsitosin, gormon paratiroid,
dan vitamin D. kadar enzim serum keratin kinase (CK) dan serum
glumatic-oxaloacetic transeminase (SGOT, aspartae aminotransferase) meningkat
pada kerusakan otot. Aldolase meningkat pada penyakit otot (mis. distrofi otot
dan nekrosis oto skelet). Kadar kalsium urine meningkat pada destruksi tulang
(disfungsi paratiroid, tumor tulang metastasis, myeloma multiple).
DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN PADA
MASALAH SISTEM MUSKULOKELETAL
1.
Diagnose Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah
pasien yang nyata maupun potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan
(Boedihartono, 1994 : 17).
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien muskuloskeletal
meliputi :
a.
Nyeri
berhubungan dengan terputusnya jaringan tulang, gerakan fragmen tulang, edema
dan cedera pada jaringan, alat traksi/immobilisasi, stress, ansietas.
b.
Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan dispnea, kelemahan/keletihan, ketidak edekuatan
oksigenasi, ansietas, dan gangguan pola tidur.
c.
Kerusakan
integritas kulit berhubungan dengan tekanan, perubahan status metabolik,
kerusakan sirkulasi dan penurunan sensasi dibuktikan oleh terdapat luka /
ulserasi, kelemahan, penurunan berat badan, turgor kulit buruk, terdapat
jaringan nekrotik.
d.
Hambatan
mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/ketidak nyamanan, kerusakan
muskuloskletal, terapi pembatasan aktivitas, dan penurunan kekuatan/tahanan.
e.
Kurang
pengetahuan tantang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan keterbatasan kognitif, kurang terpajan/mengingat, salah interpretasi
informasi.
2.
Intervensi Keperawatan
Intervensi adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan
yang akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa
keperawatan (Boedihartono, 1994:20)
Intervensi keperawatan yang muncul pada pasien muskuloskeletal
meliputi :
a.
Nyeri
adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak menyenangkan dan meningkat
akibat adanya kerusakan jaringan aktual atau potensial, digambarkan dalam
istilah seperti kerusakan ; awitan yang tiba-tiba atau perlahan dari intensitas
ringan samapai berat dengan akhir yang dapat di antisipasi atau dapat
diramalkan dan durasinya kurang dari enam bulan.
Tujuan : nyeri dapat berkurang atau
hilang.
Kriteria Hasil :
·
Nyeri
berkurang atau hilang
·
Klien
tampak tenang.
Intervensi :
·
Lakukan
pendekatan pada klien dan keluarga
Rasional : hubungan yang baik membuat
klien dan keluarga kooperatif
·
Kaji
tingkat intensitas dan frekwensi nyeri.
Rasional : tingkat intensitas nyeri dan
frekwensi menunjukkan skala nyeri.
·
Jelaskan
pada klien penyebab dari nyeri.
Rasional : memberikan penjelasan akan
menambah pengetahuan klien tentang nyeri.
·
Observasi
tanda-tanda vital
Rasional : untuk mengetahui
perkembangan klien
·
Melakukan
kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesic.
Rasional : merupakan tindakan dependent
perawat, dimana analgesik berfungsi untuk memblok stimulasi nyeri.
b.
Intoleransi
aktivitas adalah suatu keadaaan seorang individu yang tidak cukup mempunyai
energi fisiologis atau psikologis untuk bertahan atau memenuhi kebutuhan atau
aktivitas sehari-hari yang diinginkan.
Tujuan : pasien memiliki cukup
energi untuk beraktivitas.
Kriteria hasil :
·
Perilaku
menampakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan diri.
·
Pasien
mengungkapkan mampu untuk melakukan beberapa aktivitas tanpa dibantu.
·
Koordinasi
otot, tulang dan anggota gerak lainya baik.
Intervensi :
·
Rencanakan
periode istirahat yang cukup.
Rasional : mengurangi aktivitas yang
tidak diperlukan, dan energi terkumpul dapat digunakan untuk aktivitas
seperlunya secar optimal.
·
Berikan
latihan aktivitas secara bertahap.
Rasional : tahapan-tahapan yang diberikan
membantu proses aktivitas secara perlahan dengan menghemat tenaga namun tujuan
yang tepat, mobilisasi dini.
·
Bantu
pasien dalam memenuhi kebutuhan sesuai kebutuhan.
Rasional : mengurangi pemakaian energi sampai
kekuatan pasien pulih kembali.
·
Setelah
latihan dan aktivitas kaji respons pasien.
Rasional : menjaga kemungkinan adanya
respons abnormal dari tubuh sebagai akibat dari latihan.
c.
Kerusakan
integritas kulit adalah keadaan kulit seseorang yang mengalami perubahan secara
tidak diinginkan.
Tujuan : Mencapai penyembuhan luka
pada waktu yang sesuai.
Kriteria Hasil :
·
Tidak
ada tanda-tanda infeksi seperti pus.
·
Luka
bersih tidak lembab dan tidak kotor.
·
Tanda-tanda
vital dalam batas normal atau dapat ditoleransi.
Intervensi :
·
Kaji
kulit dan identifikasi pada tahap perkembangan luka.
Rasional : mengetahui sejauh mana
perkembangan luka mempermudah dalam melakukan tindakan yang tepat.
·
Kaji
lokasi, ukuran, warna, bau, serta jumlah dan tipe cairan luka.
Rasional : mengidentifikasi tingkat
keparahan luka akan mempermudah intervensi.
·
Pantau
peningkatan suhu tubuh.
Rasional : suhu tubuh yang meningkat
dapat diidentifikasikan sebagai adanya proses peradangan.
·
Berikan
perawatan luka dengan tehnik aseptik. Balut luka dengan kasa kering dan steril,
gunakan plester kertas.
Rasional : tehnik aseptik membantu
mempercepat penyembuhan luka dan mencegah terjadinya infeksi.
·
Jika
pemulihan tidak terjadi kolaborasi tindakan lanjutan, misalnya debridement.
Rasional : agar benda asing atau
jaringan yang terinfeksi tidak menyebar luas pada area kulit normal lainnya.
·
Setelah
debridement, ganti balutan sesuai kebutuhan
Rasional : balutan dapat diganti satu
atau dua kali sehari tergantung kondisi parah/ tidak nya luka, agar tidak
terjadi infeksi.
·
Kolaborasi
pemberian antibiotik sesuai indikasi.
Rasional : antibiotik berguna untuk
mematikan mikroorganisme pathogen pada daerah yang berisiko terjadi infeksi.
d.
Hambatan
mobilitas fisik adalah suatu keterbatasan dalam kemandirian, pergerakkan fisik
yang bermanfaat dari tubuh atau satu ekstremitas atau lebih.
Tujuan : pasien akan menunjukkan
tingkat mobilitas optimal.
Kriteria hasil :
·
Penampilan
yang seimbang.
·
Melakukan
pergerakkan dan perpindahan.
·
Mempertahankan
mobilitas optimal yang dapat di toleransi, dengan karakteristik :
0
= Mandiri penuh
1
= Memerlukan alat Bantu.
2=
Memerlukan bantuan dari orang lain untuk bantuan, pengawasan, dan pengajaran.
3
= Membutuhkan bantuan dari orang lain dan alat Bantu
4
= Ketergantungan; tidak berpartisipasi dalam aktivitas.
Intervensi :
·
Kaji
kebutuhan akan pelayanan kesehatan dan kebutuhan akan peralatan.
Rasional : mengidentifikasi masalah,
memudahkan intervensi.
·
Tentukan
tingkat motivasi pasien dalam melakukan aktivitas.
Rasional : mempengaruhi penilaian
terhadap kemampuan aktivitas apakah karena ketidakmampuan ataukah ketidakmauan.
·
Ajarkan
dan pantau pasien dalam hal penggunaan alat bantu.
Rasional : menilai batasan kemampuan
aktivitas optimal.
·
Ajarkan
dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif dan pasif.
Rasional : mempertahankan /meningkatkan
kekuatan dan ketahanan otot.
·
Kolaborasi
dengan ahli terapi fisik atau okupasi.
Rasional : sebagai suaatu sumber untuk
mengembangkan perencanaan dan mempertahankan/meningkatkan mobilitas pasien.
e.
Kurang
pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan keterbatasan kognitif, kurang terpajan/mengingat, salah interpretasi
informasi.
Tujuan : pasien mengutarakan
pemahaman tentang kondisi, efek prosedur dan proses pengobatan.
Kriteria Hasil :
·
Melakukan
prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan dari suatu tindakan.
·
Memulai
perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta dalam regimen perawatan.
Intervensi :
·
Kaji
tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya.
Rasional : mengetahui seberapa jauh
pengalaman dan pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya.
·
Berikan
penjelasan pada klien tentang penyakitnya dan kondisinya sekarang.
Rasional : dengan mengetahui penyakit
dan kondisinya sekarang, klien dan keluarganya akan merasa tenang dan
mengurangi rasa cemas.
·
Anjurkan
klien dan keluarga untuk memperhatikan diet makanan nya.
Rasional : diet dan pola makan yang
tepat membantu proses penyembuhan.
·
Minta
klien dan keluarga mengulangi kembali tentang materi yang telah diberikan.
Rasional : mengetahui seberapa jauh
pemahaman klien dan keluarga serta menilai keberhasilan dari tindakan yang
dilakukan.