Senin, 07 Desember 2015

Anatomi dan Fisiologi Sistem Muskuloskeletal

muskuloskeletal terdiri dari:
·                     muskulo/ otot
·                     skeletal/ tulang

1.    Muskulo/ Otot
Otot adalah organ yang memungkinkan tubuh dapat bergerak. Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu berkontraksi. Terdapat lebih dari 600 buah otot pada tubuh manusia. Sebagian besar otot-otot tersebut dilekatkan pada tulang-tulang kerangka tubuh oleh tendon, dan sebagian kecil ada yang melekat dibawah permukaan kulit.
a.    Fungsi Sistem Muskulo
·         Pergerakan. Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tesebut melekat dan bergerak dalam bagian organ internal tubuh.
·         Penopang tubuh dan mempertahankan postur. Otot menopang rangka dan mempertahankan tubuh saaat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk terhadap gaya gravitasi.
·         Produksi panas. Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan panas untuk mempertahankan suhu tubuh normal.
·         Menyimpan cadangan makanan.
·         Memberi bentuk luar tubuh.
b.    Ciri-Ciri Sistem Muskulo
·         Kontraktilitas. Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau tidak melibatkan pemendekan otot.
·         Eksitabilitas. Serabut otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi oleh impuls saraf.
·         Ekstensibilitas. Serabut otot memiliki kemampuan untuk menegang melebihi panjang otot saat rileks.
·         Elastisitas. Serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi atau meregang.
c.    Jenis-Jenis Otot

1)    Otot Rangka
Otot rangka merupakan otot lurik, volunter, dan melekat pada rangka. Serabut otot sangat panjang, panjangnya sampai 30 cm berbentuk silindris dengan lebar berkisar antara 10 mikron sampai 100 mikron. Setiap serabut memiliki banyak inti yang tersusun di bagian perifer. Kontraksi otot rangka sangat cepat, kuat, sebentar dan cepat lelah.
Struktur Mikroskopis Otot Rangka

*      Otot skelet disusun oleh bundel-bundel paralel yang terdiri dari serabut-serabut berbentuk silinder yang panjang, disebut myofiber/ serabut otot.
*      Setiap serabut otot sesungguhnya adalah sebuah sel yang mempunyai banyak nukleus ditepinya.
*      Cytoplasma dari sel otot disebut sarcoplasma yang penuh dengan bermacam-macam organella, kebanyakan berbentuk silinder yang panjang disebut dengan myofibril.
*      Myofibril disusun oleh myofilament-myofilament yang berbeda-beda ukurannya:
ü  yang kasar terdiri dari protein myosin
ü  yang halus terdiri dari protein aktin/ actin.

2)    Otot Polos
Merupakan otot tidak berlurik dan involunter. jenis otot ini dapat ditemukan pada dinding berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi darah. otot polos adalah serabut otot berbentuk spindel dengan nukleus sentral, berukuran kecil berkisar antara 20 mikron (melapisi pembuluh darah) sampai 0,5 mm pada uterus wanita hamil. kontraksi otot polos kuat dan lambat. 
Jenis-Jenis Otot Polos
*      Otot polos unit ganda, ditemukan pada dindng pembuluh darah besar, pada jalan udara besar traktus respiratorik, pada otot mata yang memfokuskan lensa dan menyesuaikan ukuran pupil dan pada otot erektor pili rambut.
*      Otot polos unit tunggal (viseral), ditemukan tersusun dalam lapisan dinding organ berongga atau visera.

3)    Otot Jantung
otot jantung merupakan otot lurik, disebut juga otot seran lintang involunter. otot ini hanya terdapat pada jantung. otot jantung bekerja terus menerus ssetiap saat tanpa henti, tapi otot jantung juga mempunyai masa istirahat, yaitu setiap kali berdenyut. inti otot jantung berada di tengah, serabut ototnya bercabang dan bersatu dengan serabut disebelahnya, kontraksi otot jantung otomatis dan ritmis.

d.    Karakteristik Kontraksi Otot

·         Kontraksi Isometrik : panjang otot tetap dan tonus otot meningkat
·         Kontraksi Isotonik : otot memendek dan tonus otot meningkat

e.    Tonus Otot
pada saat keadaan otot tidak digerakkan otot tersebut memang tidak dalam keadaan fleksi namun terdapat renggangan dalam satuan tertentu antar otot, keadaan renggangan inilah yang disebut dengan tonus otot (kontraksi yang terus dipertahankan oleh otot).
keadaan tonus otot menurun disebut hipotoni. sedangakan keadaan tonus otot meningkat disebut hipertoni.
pemeriksaan tonus otot dapat dilakukan dengan cara palpasi dan gerak aktif.

f.     Kelelahan Otot
kelelahan otot adalah otot yang berkontraksi kuat secara terus menerus. penyebab kelelahan otot adalah : kehabisan cadangan glikogen,  transmisi signal melalui neuromuskular junction berkurang, gangguan suplai nutrien terutama O2, gangguan aliran darah.

g.    Sifat Kerja Otot
·         fleksor X ekstensor
·         supinasi X pronasi
·         depressor X lefator
·         sinergis X antagonis
·         dilatator X konstriktor
·         adduktor X abductor

h.    Mekanisme Kerja Otot


i.      Remodelling Otot
·         hipertrofi otot disebabkan karena peningkatan filamen aktin dan myosin
·         atrofi otot disebabkan karena penurunan filamen aktin dan myosin

j.      Rigor Mortis
merupakan kontraktur yang terjadi beberapa jam setelah meninggal. penyebabnya adalah hilangnya semua ATP sehingga menyebabkan gagalnya relaksasi otot. rigor mortis akan hilang setelah 15-25 jam, bila protein otot sudah mengalami penghancuran akibat proses etolisis oleh enzim lisosom.

2.    Skeletal/ Tulang

a.    Fungsi Tulang
1)    penunjang (support)
·         tulang-tulang ekstremitas inferior, cingulum pelvicum, columna vertebralis.
·         mandibula pada gigi
·         tulang lainnya yang menunjang organ dan jaringan
2)    perlindungan (protection)
·         cranium melindungi otak
·         costae dan sternum yang melindungi paru-paru dan jantung
·         vertebrae melindungi corda spinalis
3)    pergerakan (movement)
4)    penyimpanan mineral dan jaringan lemak (adiposa)
·         99% kalsium tubuh
·         85% fosfor
·         jaringan adiposa terdapat pada cavum medullare tulang-tulang tertentu
5)    hematopoiesis
·         pembentukan sel-sel darah di cavum medullare

b.    Klasifikasi Tulang

klasifikasi tulang dibagi berdasarkan : letak, struktur dan bentuk
berdasarkan letak :

1)    axial skeleton
·         membentuk sumbu panjang tubuh
·         terdiri dari : cranium, columna vertebralis, dan costae
·         berfungsi sebagai : proteksi dan support
2)    appendicular skeleton
·         tulang-tulang ekstremitas superior dan inferior beserta cingulumnya (cingulum pectorale dan pelvicum)
·         berfungsi sebagai : lokomosi dan perlindungan terhadap lingkungan.

berdasarkan struktur :


1)    pars cartilaginosa
·         perichondrium
2)    pars ossea
·         periostenum, terdiri dari : osteoprogenitor, osteoblast.
·         endosteum, terdiri dari : osteoblast, osteoclast.
·         substantia compacta
·         substantia spongiosa (trabecularis)

berdasarkan bentuk :
1)    os longum (terutama pada skeleton appendiculare)
·         epiphysis
·         diaphysis
·         metaphysis
2)    os breve
·         cuboid; os carpalia
·         eksterior : subs compacta; interior: subs spongiosa
3)    os planum
·         subs compacta lebih sedikit dari pada subs spongiosa
·         os scapulae, sternum, costae, >> cranium
4)    os irregular
·         bentuk tidak beraturan
·         os vertebrae, coxae, sphenoidalem, ethmoidale
c.    Komposisi Tulang
1)    air : 50%
2)    padatan : 50%
a)    organik 31% (1/3)
·         terdiri dari serabut kolagen dan materi organik yang lain yang disekresi oleh osteoblast
·         fleksibilitas terhadap stretching dan twisting
b)    inorganik 69% (2/3)
·         terutama terdiri dari : kalsium fosfat dan kalsium hidroksi
·         menghsilkan tulang yang keras dan tahan terhadap tekanan

d.    Faktor Pertumbuhan Tulang
1)    Nutrisi
kecukupan vitamin dan mineral
2)    Hormon
pada anak-anak berfungsi sebagai stimulan pembelahan sel. hormon yang berpengaruhi adalah hormon pertumbuhan (di kelenjar pituitary), hormone tyrosin dan calcitonin (di kelenjar tiroid), hormon insulin (di kelenjar pankreas), kelenjar paratiroid, hormon estrogen dan progesterone (diovarium dan testis).

e.    Proses Penuaan
1)    demineralisasi- kehilangan mineral (osteoporosis)
·         pada wanita umur 40-45 tahun karena turunnya kadar estrogen dengan cepat
·         pada laki-laki dimulai usia 60 tahun dan bertahap
2)    turunnya sintesa protein
·         hormon pertumbuhan menurun
·         produksi kolageb menurun, tulang lebih keras dan mudah fraktur

3.    Sendi

SENDI adalah: Tempat dimana dua tulang atau lebih saling berhubungan, dimana di antara tulang-tulang ini dapat terjadi pergerakan atau tidak.
a.    Komponen Penunjang Sendi
·         Ligamen
Jaringan ikat yang menghubungkan tulang dengan tulang
·         Tendon
Jaringan ikat yang menghubungkan otot dengan tulang
·         Cairan Sinovial
Cairan pelumas pada ujung-ujung tulang yang terdapat pada bagian kapsul sendi
·         Tulang Rawan Hialin
Jaringan tulang rawan yang menutupi kedua ujung tulang yang membentuk persendian. Berguna untuk menjaga persendian dari benturan keras

b.    Klasifikasi Sendi
Berdasarkan jaringan penghubungnya :
·         Sendi fibrosa, adalah suatu persendian, dimana     permukaan tulang yang bersendi dihubungkan oleh jaringan fibrosa, sehingga kemungkinan geraknya sangat sedikit. Contoh: Sutura yang menghubungkan tengkorak, Art. Tibio fibularis inferior
·         Sendi kartilagenosa
Terbagi atas :
ü  Sendi kartilaginosa primer
ü  adalah suatu persendiaan yang tulang-tulangnya disatukan oleh suatu lempeng atau potongan rawan hyaline. pada persendiaan ini tidak ada pergerakan yang mungkin dilakukan. Ex : Persatuan antara epifise dan diafise, Antara iga I dan manubrium sterni
ü  Sendi kartilaginosa sekunder
adalah suatu persendian yang tulang-tulangnya disatukan oleh suatu lempeng rawan fibrosa dan permukaan sendi ini diliputi oleh lapisan rawan hialin yang tipispergerakan yang mungkin dilakukan           tergantung pada sifat fisik rawan fibrosa. Ex : Art. Intervertebralis, Symphisis osis pubis

·         Sendi synovial
Adalah suatu persendian yang    mempunyai kemungkinan gerak banyak sekali, karena terdapatnya diskontinuitet diantara tulang-tulang yang bersendi (terdapatnya rongga sendi).
Ciri-ciri :
ü  Ujung tulang bersendi dibedakan atas:
Ø  caput artilacularis
Ø  cavitas glenoidales
ü  Cavum articularis
rongga yang terdapat di antara ujung-ujung tulang
ü  Membran synovial
rongga sendi yang dibatasi oleh membran synovial yang berjalan dari permukaan sendi yang satu ke yang lainnya. Disebelah luar membran sinavial dilindungi oleh kapsula sendi (articularis). Permukaan sendi dilumasi oleh cairan kental: cairan synovial
Derajat pergerakan sendi synovial :
Sinovial dibatasi oleh:
ü  Bentuk tulang yang membentuk sendi
ü  Struktur anatomi sekitarnya
ü  Ligamentum fibrosa yang menghubungkan
Jenis-jenis sendi synovial :
Menurut susunan, permukaan dan pergerakan yang mungkin dilakukan, sendi ini terbagi:
ü  Sendi Plana = Datar
permukaan sendi datar atau hampir datar                         sehingga memungkinkan tulang saling bergeser satu sama lain. pergerkan terbatas, sedikit miring & rotasi. Contoh: art. Sterno cavicularis, art. Acronio clavicularis
ü  Sendi Engsel = Ginglimus = Hingo Joint
sendi ini mirip engsel pada pintu. sumbu gerak tegak lurus pada arah panjang tulang. gerakan yang bisa dilakukan : Flexio, Ixtensio. contoh: sendi lutut, sendi siku, sendi mata kaki
ü  Sendi Condyloidea
sendi ini mempunyai permukaan konver            yang   nyata dan bersendi dengan permukaan yang konkaf. sumbu gerak dan panjang tulang parallel. gerak yang bisa dilakukan: flexio, extension, abduksi, adduksi, sedikit rotasi. contoh: art. Metacapo. Phalangea, art. interphalangea
ü  Sendi Elipsoidea
permukaan sendi berbentuk konvex ellips yang sesuai dengan permukaan sendi (konkaf ellips). contoh: art. Carpalia. gerak yang bisa dilakukan: flexio, extension, abduksio, adduksio
ü  Sendi Pasak/Sendi Kisar=pivot art. = rotary art
terdapat pasak tulang yang dikelilingi oleh cincin ligamentum tulang. sumbu gerak sesuai panjang tulang. gerak yang bisa dilakukan: rotasio. contoh: art. Atlanto-dentalis, art. Radio ulnaris sup
ü  Sendi Pelana = Art. Sellaris = saddle – shaplo
permukaan sendi berbentuk konkavo-konvex yang saling berlawanan dan mirip pelana kuda. gerakan yang dapat dilakukan: Flexio/extension, Abduksio/add, Rotasio. contoh : Art. Carpo-metacacarpa I
ü  Sendi Peluru = ball and socket = art. Globoidea
pada sendi ini: kepala sendi berbentuk bola, lekuk sendi berbentuk socket. bentuk sendi ini memungkinkan pergerakan yang sangat bebas yaitu: flexi, ext, abd, add, rotasi dan circumdixsi. contoh: sendi bahu, sendi panggul
Berdasarkan hubungan antar tulang (artikulasi) :
·         Sinartrosis (sendi mati), Persendian yang tidak dapat digerakkan, misalnya hubungan antar tulang kepala. Sinartrosis ada dua bagian, yaitu : sinfibrosis dan sikondrosis
·         Amfiartrosis, Persendian yang menggerakkan dengan gerakan yang sangat terbatas. Ex: Hubungan antar tulang rusuk dan tulang belakang
·         Diartrosis (sendi gerak), Persendian yang paling bebas gerakannya. Macam-macam sendi gerak :
ü  Sendi peluru
ü  Sendi engsel
ü  Sendi putar
ü  Sendi pelana
ü  Sendi Luncur

c.    Stabilitas Sendi
Tergantung pada:
1)    Bentuk, ukuran dan permukaan sendi. contoh: ball & socket pada sendi panggul
2)    Ligamentum
·         Lig. Fibrosa mencegah pergerakkan sendi yang berlebihan
·         Lig. Elastik mengembalikan ke panjang asalnya setelah teregang
3)    Tonus Otot
merupakan faktor utama mengatur stabilitas
      Persyaratan Sendi:
·         Kapsula dan ligamentum
mendapat banyak suplai saraf sensoris
·         Rawan sendi
mempunyai sedikit ujung saraf
d.    Hokum Hilton
Saraf yang mempersarafi sendi juga mempersarafi otot yang menggerakkan sendi dan kulit sekitar insertio otot tersebut

ANATOMI SISTEM MUSKULOSKELETAL BAGIAN PUNGGUNG, LEHER, BAHU
Tulang belakang terdiri dari susunan 33 ruas tulang yang masing-masing memiliki nama sendiri. Namun ke 33 ruas tulang tersebut dapat dibagi menjadi 5 bagian. Di dalam susunan tulang tersebut terangkai pula rangkaian syaraf-syaraf, yang bila terjadi cedera di tulang belakang maka akan mempengaruhi syaraf-syaraf tersebut.
Tulang belakang terdiri atas 33 ruas tulang dan terbagi menjadi 5 bagian, antara lain:
*      Ruas tulang leher (vertebra servik).
*      Ruas tulang punggung (vertebra torak).
*      Ruas tulang pinggang (vertebra lumbar).
*      Ruas tulang kelangkang (sacrum).
*      Ruas tulang ekor (coccyx).


1.    LEHER

Skeletal
Terdapat 7 ruas tulang leher dengan ruas pertama adalah tulang atlas.  Tulang atlas berfungsi untuk menunjang tengkorak.  Ruas kedua adalah tulang pemutar (aksis). Adanya tulang atlas dan aksis memungkinkan kepala untuk berputar.  Ruas ketiga sampai ruas ketujuh memiliki bentuk yang mirip dan tidak bersendian dengan tulang rusuk.
Muskulo
Bagian otot ini dibagi menjadi 3 bagian :
a.    Muskulus platisma, terdapat di samping leher menutupi sampai bagian dada. Fungsinya menekan mandibula, menarik bibir ke bawah dan mengerutkan kulit bibir.
b.    Muskulus sternokleidomstoid di samping kiri kanan leher ada suatu tendo sangat kuat. Fungsinya menarik kepala ke samping, ke kiri dan ke kanan, memutar kranium dan kalau keduanya bekerja sama merupakan fleksi kranium ke depan di samping itu sebagai alat bantu pernapasan.
c.    Muskulus longisimus kapitis, terdiri dari splenius dan semispinalis kapitis. Ketiga otot ini terdapat di belakang leher, terbentang dari belakang kranium ke prosesus spinalis korakoid. Fungsinya untuk menarik kranium ke belakang, menggelengkan cranium.
d.    Muskulus Trapesius menarik bahu ke belakang ketika digunakan secara menyeluruh dan juga menarik skapula ke atas dan ke bawah, ketika bagian atas dan bagian bawah digunakan secara terpisah


2.    PUNGGUNG

Skeletal
Tulang punggung berjumlah 12 ruas dengan bentuk yang hampir serupa.  Tiap ruas tulang punggung memiliki badan tulang dengan tonjolan tulang ke kiri dan ke kanan sebagai tempat persendian dengan tulang-tulang rusuk (ribs).  Badan tulang ini berlekatan dengan lengkung vertebra yang melindungi sumsum tulang belakang.  Diantara ruas tulang belakang terdapat tulang rawan (kartilago).
Ruas tulang pinggang (vertebra lumbar)
Berjumlah 5 ruas tulang. Tulang pinggang merupakan ruas tulang belakang yang paling kuat dan besar dibandingkan ruas tulang belakang lainnya.  Bentuknya hampir serupa dengan ruas tulang punggung, namun tidak bersendian dengan tulang rusuk.
Ruas tulang kelangkang (sakrum)
Sakrum merupakan gabungan 5 ruas tulang yang bersatu.  Tulang ini bersendian dengan tulang gelang panggul, ruas tulang pinggang terakhir dan tulang ekor.
Ruas tulang ekor (coccyx)
Tulang ekor merupakan vertebra terakhir.  Tulang ekor atau coccyx adalah gabungan 4 ruas tulang yang bersatu.  Tulang ini bersendian dengan tulang kelangkang.


Muskulo
Otot punggung (bagian belakang tubuh), otot ini di bagi menjadi 3 bagian :
e.    Otot yang ikut menggerakkan lengan
4)    Trapezius (otot kerudung). Terdapat di semua ruas-ruas tulang vertebra. Berpangkal di tulang oksipital. Fungsinya mengangkat dan menarik sendi bahu. Bagian atas menarik scapula ke bagian medial dan yang bawah menarik ke bawah lateral.
5)    Muskulus latisimus dorsi (otot punggung lebar), berpangkal pada ruas tulang vertebra yang kelima dari bawah fasia lumboid, tepi tulang vertebra dan kosta III di bawah, gunanya menutupi ketiak bagian belakang, menengahkan dan memutar tulang pangkal lengan ke dalam.
6)    Muskulus lumboid (otot belah ketupat), berpangkal dari ujung prosesus sifoid, dari tulang leher V, ruas tulang vertebra V, di sini menuju ke pinggir tengah tulang belikat. Gunanya menggerakkan tulang belikat ke atas dan ke tengah.
f.     Otot antara ruas vertebra dan kosta
Otot yang bekerja menggerakkan kosta atau otot bantu pernapasan, terdiri dari dua otot yaitu :
1)    Muskulus seratus inferior superior (otot gergaji belakang bawah). Terletak di bawah otot punggung lebar, berpangkal di fasia lumbodorsalis dan menuju ke kosta V dari bawah. Gunanya menarik tulang kosta ke bawah pada waktu bernapas.
2)    Muskulus seratus posterior superior, terletak dibawah otot belah ketupat dan berpangkal di ruas tulang leher keenam dan ke tujuh dari ruas os vertebra yang kedua. Gunanya menarik os kosta ke atas waktu inspirasi.
g.    Otot punggung sejati
2)    Muskulus interspinalis transversi dan Muskulus semispinalis, terdapat di antara kiri – kanan prosesus transversus dan prosesus spina. Fungsinya untuk sikap dan pergelangan vertebra.
3)    Muskulus sakrospinalis (muskulus erector spina), terletak disamping ruas tulang belakang kiri dan kanan. Fungsinya memelihara dan menjaga kedudukan kolumna vertebra dan pergerakan dari ruas os vertebra.
Muskulus quadratus lumborum, terletak antara krista iliaka dan os kosta, terdiri dari dua lapisan : fleksi dari vertebra lumbalis dan di samping itu juga merupakan dinding bagian belakang rongga perut.

3.    BAHU
Skeletal
Gelang bahu yaitu persendian yang menghubungkan lengan dengan badan pergelangan ini mempunyai mangkok sendi yang tidak sempurna oleh karena bagian belakangnya terbuka. Bagian ini dibentuk oleh dua buah tulang yaitu scapula (tulang belikat)dan klavikula (tulang selangka).
a.    Scapula (tulang belikat) terdapat dibagian punggung sebelah luar atas, mempunyai tulang iga I sampai tulang iga VIII, bentuknya hamper segitiga. Di sebelah atas mempunyai bagian yang disebut spina scapula. Sebelah atas dan bawah spina scapula terdapat dataran melekuk yang disebut fosa supraskapula (sebelah atas) dan fosa infraskapula (sebelah bawahnya). Ujung dari spina scapula di bagian bahu membentuk taju yang disebut acromion dan berhubungan dengan klavikula dengan perantara perseendian. Di sebelah bawah medial dari acromion terdapat sebuah taju yang menyerupai paruh burung gagak yang disebut dengan prosesus karakoid. Di sebelah bawahnya terdapat lekukan empat kepala sendi yang disebut kavum glenoid.
b.    Klavikula (tulang sela ngka), bentuknya panjang, sedikit bengkok hamper menyerupai huruf S. bagan yang berhubungan dengan acromion disebut ekstremitas akrominalis.

Humerus
Humerus (tulang pangkal lengan) mempunyai tulang panjang seperti tongkat. Bagian yang mempunyai hubungan dengan bahu bentuknya bundar membentuk kepala sendi yang disebut kaput humeri. Pada kaput humeri ini terdapat tonjolan yang disebut tuberkel mayor-minor. Di sebelah bawah kaput humeri terdapat taju (kapitulum, epikondilus lateralis dan epikondilus medialis). Disamping itu juga mempunyai lekukan yang disebut fosa koronoid (bagan depan) dan fosa olekrani (bagian belakang).

Muskulo
Otot bahu hanya meliputi sebuah sendi saja dan membungkus tulang pangkal lengan dan tulang belikat akromion yang teraba dari luar.
a.    Muskulus deltoid (otot segitiga), otot ini membentuk lengkung bahu dan berpangkal di bagian sisi tulang selangka lengan. Diantara otot ini dan taju besar tulang pangkal lengan terdapat kandung lendir. Fungsinya mengangkat lengan sampai mendatar.
b.    Muskulus subskapularis (otot depan tulang belikat) Otot ini mulai dari bagian depan tulang belikat, menuju taju kecil tulang pangkal lengan, di bawah ototnya terdapat kantung lender. Fungsinya menengahkan dan memutar tulang humerus kedalam.
c.    Muskulus supraspinatus (otot atas tulang belikat). Otot ini berpangkal dilekuk sebelah atas menuju ke prosesus sifoid besar tulang pangkal lengan. Fungsinya mengangkat lengan.
d.    Muskulus infraspinatus (otot bawah tulang belikat). Otot ini berpangkal di lekuk sebelah bawah tulang belikat dan menuju ke prosesus sifoid besar tulang pangkal lengan. Fungsinya memutar lengan keluar.
e.    Muskulus teres mayor (otot lengan bulat besar). Otot ini berpangkal di siku bawah tulang belikat dan menuju ke prosesus sifoid kecil tulang pangkal lengan. Diantara otot lengan bulat kecil dan otot lengan bulat besar terdapat kepala yang panjang dari muskulus triseps brakii. Fungsinya bisa memutar lengan ke dalam.
f.     Muskulus teres minor (otot lengan belikat kecil). Otot ini berpangkal di siku sebelah luar tulang belikat dan menuju ke prosesus sifoid besar tulang pangkal lengan. Fungsinya memutar lengan keluar.


ANATOMI SISTEM MUSKULOSKELETAL BAGIAN KEPALA, DADA DAN PERUT
1.    KEPALA (CRANIUM)
Skeletal
a.    Tulang tengkorak otak (os cranium)

1)    Gubah tengkorak yang terdiri atas tulang-tulang seperti :
·         Os frontal (tulang dahi)
·         Os parietal (tulang ubun-ubun)
·         Os Occipital (tulang kepala bagian belakang)
2)    Dasar tengkorak, yang terdiri dari tulang-tulang seperti :
·         Os Sfenoidalis (tulang baji), tulang yang terdapat ditengah-tengah dasar tengkorak dan berbentuk seperti kupu-kupu, dengan tiga pasang sayap.
·         Os Ethimoidalis (tulang tapis), terletak disebelah depan dari os sfenoidal diantara lekuk mata.
·         Selain kedua tulang tersebut diatas dasar tengkorak dibentuk pula oleh tulang-tulang lain seperti : tulang kepala belakang, tulang dahi dan tulang pelipis.
3)    Samping tengkorak, dibentuk oleh tulang pelipis ( os Temporailis) dan sebagian tulang dahi, tulang ubun-ubun dan tulang baji. Tulang pelipis terdapat di bagian kiri dan kanan samping kepala dan terbagi atas 3 bagian yaitu:
·         Bagian tulang karang (skuamosa), yang membentuk rongga-rongga yaitu rongga telinga tengah dan rongga trlinga dalam.
·         Bagian tulang keras (os petrosum) yang menjorok ke bagian tulang pipi dan mempunyai taju yang disebut prosesus stiloid.
·         Bagian mastoid, terdiri dari tulang yang mempunyai lubang-lubang halus berisi udara dan mempunyai taju, bentuknya seperti puting susu yang disebut prosesus mastoid
b.    Tengkorak wajah

c.    Dibagi atas dua bagian yaitu:
1)    Bagian hidung
a)    Os lakrimal : tulang mata, terletak disebelah kiri/kanan pangkal hidung di sudut mata
b)    Os nasal : tulang hidung yang membentuk batang hidung sebelah atas
c)    Os konka nasal : tulang karang hidung letaknya di dalam rongga hidung bentuknya berlipat-lipat
d)    Septum nasi : sekat rongga hidung adalah sambungan tulang tapis yang tegak
2)    Bagian rahang
a)    Os maksilaris (tulang rahang atas), terdiri dari tulang bagian kiri dan kanan menjadi satu di dalamnya terdapat lubang-lubang besar yang berisi udara yang disebut sinus maksilaris (antrum higmori) yang berhubungan dengan rongga hidung.
b)    Di bawah os maksilaris terdapat suatu taju tempat melekatnya urat gigi yang disebut prosesus alveolaris
c)    Os zigomatikum, tulang pipi, terdiri dari dua tulang kiri/ kanan
d)    Os palatum, tulang langit–langit, terdiri dari dua buah tulang kiri/kanan, di bagian tulang muka ini yang keras disebut palatum mole
e)    Os mandibularis, tulang rahang bawah. Dua buah kiri/ kanan dan menjadi satu dipertengahan dagu. Bentuknya seperti logam kuda, bagian muka membentuk taju yang disebut prosesus korakoid yaitu tempat melekatnya otot-otot kunyah dan kondilus yang membentuk persendian tulang pipi. Pada tulang rahangh atas dan tulang rahang bawah banyak mempunyai lubang-lubang yaitu tempat saraf dan pembuluh darah.
f)     Os hyoid, tulang lidah letaknya agak terpisah dari tulang-tulang wajah yang lain yaitu terdapat dipangkal leher antara otot-otot leher.

Os Cranium (tulang tengkorak)
1 tulang dahi (os.frontale)
2 tulang ubun-ubun (os.parietale)
1 tulang kepala belakang (os.occipitale)
2 tulang baji (os.sphenoidale)
2 tulang pelipis (os.temporale)
2 tulang tapis (os.ethmoidale)
Sutura
(Tulang-tulang tengkorak kepala dihubungkan satu sama lain oleh tulang bergerigi yang disebut sutura)
·         Sutura coronalis yang menghubungkan antara os frontal dan os parietal.
·         Sutura sagitalis yang menghubungkan antara os parietal kiri dan kanan.
·         Sutura lambdoidea/ lambdoidalis yang menghubungkan antara os parietal dan os occipital.
os.splanchocranium (tulang wajah)
2 tulang rahang atas (os.maxilla)
2 tulang rahang bawah (os.mandibula)
2 tulang pipi (os.zygomaticum)
2 tulang langit-langit (os.pallatum)
2 tulang hidung (os.nasale)
2 tulang mata (os.laximale)
1 tulang lidah (os.hyoideum)
2 tulang air mata (os.lacrimale)
2 tulang rongga mata (os.orbitale)

Muskulo Kepala

Otot bagian ini dibagi menjadi 5 bagian:
a.     Otot pundak kepala, funsinya sebagian kecil membentuk gales aponeurotika disebut juga muskulus oksipitifrontalis, dibagi menajdi 2 bagian:
1)     Muskulus frontalis, funsinya mengerutkan dahi dan menarik dahi mata
2)     Oksipitalis terletak di bagian belakang, fungsinya menarik kulit ke belakang
b.    Otot wajah terbagi atas:

1)     Otot mata (muskulus rektus okuli) dan otot bola mata sebanyak 4 buah
2)     Muskulus oblikus okuli/otot bola mata sebanyak 2 buah, fungsinya memutar mata
3)     Muskulus orbikularis okuli/otot lingkar mata terdapat di sekliling mata, funsinya sebagai penutup mata atau otot sfingter mata
4)     Muskulus levator palpebra superior terdapat pada kelopak mata. Fungsinya menarik, mengangkat kelopak mata atas pada waktu membuka mata
c.     Otot mulut bibir dan pipi, terbagi atas:

1)     Muskulus triangularis dan muskulus orbikularis oris/otot sudut mulut, fungsinya menarik sudut mulut ke bawah
2)     Muskulus quadratus labii superior, otot bibir atas mempunyai origo penggir lekuk mata menuju bibir atas dan hidung
3)     Muskulus quadratus labii inferior, terdapat pada dagu merupakan kelanjutan pada otot leher. Fungsinya menarik bibir ke bawah atau membentuk mimik muka ke bawah
4)     Muskulus buksinator, membentuk dinding samping rongga mulut. Origo pada taju mandibula dan insersi muskulus orbikularis oris. Fungsinya untuk menahan makanan waktu mengunyah.
5)     Muskulus zigomatikus/otot pipi, fungsinya untuk mengangkat dagu mulut ke atas waktu senyum.
d.    Otot pengunyah/otot yang bekerja waktu mengunyah, terbagi atas:
1)     Muskulus maseter, fungsinya mengangkat rahang bawah pada waktu mulut terbuka
2)     Muskulus temporalis fungsinya menarik rahang bawah ke atas dan ke belakang
3)     Muskulus pterigoid internus dan eksternus, fungsinya menarik rahang bawah ke depan
e.     Otot lidah sangat berguna dalam membantu pancaindra untuk mengunyah, terbagi atas:
1)     Muskulus genioglosus, fungsinya mendorong lidah ke depan
2)     Muskulus stiloglosus, fungsinya menarik lidah ke atas dan ke belakang
 
2.    DADA
Skeletal
Kerangka dada dibentuk oleh susunan tulang yang melindungi rongga dada yang terdiri dari :
a.    Tulang dada (sternum) : 1 buah
b.    Tulang iga (kosta) : 12 pasang
1)    Tulang iga sejati (costae varae) : 1-7
2)    Tulang iga palsu (costae sporie) : 8-10
3)    tulang iga melayang (costae fluctuantes) : 11-12
c.    Vertebra torakalis : 12 ruas
Tulang dada menjadi tonggak dinding depan dari toraks (rongga dada) bentuknya gepeng dan sedikit melebar, yang terdiri atas 3 bagian yaitu :
a.    Manubrium sterni, bagian tulang dada sebelah atas yang membentuk persendian dengan tulang selangka (klavikula) dan tulang iga.
b.    Korpus sterni, bagian yang terbesar dari tulang dada dan membentuk persendian dengan tulang-tulang iga.
c.    Prosesus xifoideus, bagian ujung dari tulang dada dan pada bayi masih berbentuk tulang rawan.


Muskulo Bagian Dada
Terdiri atas :
1)    Otot dada besar (muskulus pektoralis mayor). Pangkalnya terdapat di ujung tengah tulang selangka, korpus dan rawan kosta. Fungsinya dapat memutar lengan ke dalam dan menengahkan lengan, menarik lengan melalui dada, merapatkan lengan ke dalam.
2)    Otot dada kecil (muskulus pektoralis minor). Terdapat di bawah otot dada besar, berpangkal di kosta III, IV dan V menuju prosesus korakoid. Fungsinya menaikkan tulang belikat dan menekan bahu.
3)    Otot bawah selangka (muskulus subklavikula). Terdapat di antara klavikula dan ujung kosta I, bagian dada atas sebelah bawah os klavikula. Fungsinya menetapkan tulang selangka di sendi sebelah korpus dan menekan sendi bahu ke bawah dan ke depan.
4)    Otot gergaji depan (muskulus seratus anterior). Berpangkal di kosta I sampai IX dan menuju ke sisi tengah tulang belikat, tetapi yang terbanyak menuju ke bawah.
5)    Otot dada sejati yaitu otot-otot sela kosta dalam. Fungsinya mengangkat dan menurunkan kosta waktu bernafas. Otot dada bagian dalam disebut juga dada sejati, otot dada yang membantu pernafasan terdiri dari:
·         Muskulus interkostalis eksternal dan internal terdapat di antara tulang-tuang kosta. Fungsinya mengangkat dan menurunkan tulang kosta ke atas dan ke bawah pada waktu bernafas.
·         Muskulus diafragmatikus,merupakan alat istimewa yang di tengahnya mempunyai aponeourosis yang disebut sentrum tendieum. Bentuknya melengkung ke atas menghadap ke rongga toraks, mempunyai lobang tempat lalu aorta vena dan esophagus. Fungsinya menjadi batas antara rongga dada dan rongga perut. Kontraksi dan relaksasinya memperkecil serta memperbesar rongga toraks waktu bernafas.


3.    PERUT
Muskulo
Terdiri dari atas :
1)    Muskulus abdominis internal (dinding perut). Garis di tengah dinding perut dinamakan linea alba, otot sebelah luar (muskulus abdominis eksternal). Otot yang tebal dinamakan apeneurosis, membentuk kandung otot yang terdapat di sebelah kiri dan kanan linea itu.
2)    Lapisan sebelah luar sekali dibentuk otot miring luar (muskulus obliqus eksternus abdominis). Berpangkal pada kosta V sampai kosta yang bawah sekali. Serabut ototnya yang sebelah belakang menuju ke tepi tulang panggul (Krista iliaka). Serabut yang depan menuju linea alba. Serabut yang tengah membentuk ikat yang terbentang dari spina iliaka anterior superior ke simfisis.
3)    Lapisan ke dua di bawah otot di bentuk oleh otot perut dalam(muskulus obliqus internus abdominis). Serabut miring menuju ke atas dank e tengah. Apeneurosis terbagi 2 dan ikut membentuk kandung otot perut lurus sebelah depan dan belakang muskulus rektus abdominis, otot perut lurus mulai dari pedang rawan kosta III di bawah dan menuju ke simfisis. Otot ini mempunyai 4 buah urat melintang.
4)    Muskulus transverses abdominis, merupakan xifoid menuju artikule ke kosta III terus ke simfisis. Otot ini membentuk 4 buah otot yang bentuknya melintang dibungkus oleh muskulus abdominis dan otot vagina.
Otot yang masuk ke dalam formasi bagian bawah dinding perut atau dindig abdominal posterior :
1)    Muskulus psoas, terletak di belakang diafragma bagian bawah mediastinum, berhubungan dengan quadratus lumborum di dalamnya terdapat arteri, vena dan kelenjar limfe
2)    Muskulus iliakus terdapat pada sisi tulang ilium, sebelah belakang berfungsi menopang sekum, dan sebelah depan menyentuh kolon desendens.


ANATOMI SISTEM MUSKULOSKELETAL BAGIAN LENGAN, PANGGUL, DAN GERAK BAWAH

1.    LENGAN
Skeletal
Kerangka anggota gerak atas dikaitkan dengan kerangka badan dengan perantaraan gelang bahu yang terdiri dari skapula dan klavikula. Tulang-tulang yang membentuk kerangka lengan antara lain : gelang bahu (skapula dan klavikula), humerus, ulna dan radius, karpalia, metakarpalia dan falangus
Gelang Bahu
Gelang bahu yaitu persendian yang menghubungkan lengan dengan badan. Pergelangan ini mempunyai mangkok sendi yang tidak sempurna oleh karena bagian belakangnya terbuka. Bagian ini di bentuk oleh dua buah tulang yaitu skapula dan klavikula
Bagian-bagian Tulang Ekstremitas
Bagian-Bagian Ini Akan Dijelaskan Bagian-Bagian Dari Ekstremitas Atas. Bagian Ekstremitas Atas terdiri dari :
a.    Tulang Skapula

Skapula (tulang belikat) terdapat di bagian punggung sebelah luar atas, mempunyai tulang iga I sampai VIII, bentuknya hampir segitiga. Di sebelah atasnya mempunyai bagian yang di sebut spina skapula. Sebelah atas bawah spina skapula terdapat dataran melekuk yang di sebut fosa supraskapula dan fosa infraskapula. Ujung dari spina skapula di bagian bahu membentuk taju yang di sebut akromion dan berhubungan dengan klavikula dengan perantara persendian. Di sebelah bawah medial dari akromion terdapat sebuah taju menyerupai paruh burung gagak yang disebut dengan prosesus korakoid. Di sebelah bawahnya terdapat lekukan tempat kepala sendi yang di sebut kavum glenoid
b.    Tulang Klavikula

Klavikula adalah tulang yang melengkung membentuk bagian anterior dari gelang bahu.Untuk keperlua pemeriksaan dibagian atas batang dan dua ujung. Ujung medial disebut extremitas sternal dan membuat sendi dengan sternum. Ujung lateral disebut extremitas akrominal, yang bersendi pada proseus akrominal dari scapula.
Fungsi kavikula yaitu member kaitan kepada beberapa otot dari leher dan bahu dan dengan demikian bekerja sebagai penompang lengan.
c.    Tulang Humerus

Humerus (tulang pangkal lengan) mempunyai tulang panjang seperti tongkat. Bagian yang mempunyai hubungan dengan bahu bentuknya bundar membentuk kepala sendi yang di sebut kaput humeri. Pada kaput humeri ini terdapat tonjolan yang di sebut tuberkel mayor dan minor. Di sebelah bawah kaput humeri terdapat lekukan yang di sebut kolumna humeri. Pada bagian bawah terdapat taju (kapitulum, epikondius lateralis dan epikondilus medialis). Di samping itu juga mempunyai lekukan yang disebut fosa koronoid (bagian depan) dan fosa olekrani (bagian belakang).
d.    Tulang Ulna

Ulna adalah sebuah tulang pipa yang mempunyai sebuah batang dan dua ujung. Tulang itu adalah tulang sebelah medial dari lengan bawah dan lebih panjang dari radius. Kepala ulna berada disebelah ujung bawah.
Di daerah proksimal, ulna berartikulasi dengan humerus melalui fossa olecranon (di bagian posterior) dan melalui prosesus coronoid (dengan trochlea pada humerus). Artikulasi ini berbentuk sendi engsel, memungkinkan terjadinya gerak fleksi-ekstensi. Ulna juga berartikulasi dengan radial di sisi lateral. Artikulasi ini berbentuk sendi kisar, memungkinkan terjadinya gerak pronasi-supinasi. Di daerah distal, ulna kembali berartikulasi dengan radial, juga terdapat suatu prosesus yang disebut sebagai prosesus styloid.
e.    Tulang Radius

Radius adalah tulang disisi lateral lengan bawah. Merupakan tulang pipa dengan sebuah batang dan dua ujung dan lebih pendek daripada ulna.
Di daerah proksimal, radius berartikulasi dengan ulna, sehingga memungkinkan terjadinya gerak pronasi-supinasi. Sedangkan di daerah distal, terdapat prosesus styloid dan area untuk perlekatan tulang-tulang karpal antara lain tulang scaphoid dan tulang lunate.
f.     Tulang Karpal

Tulang karpal terdiri dari 8 tulang pendek yang berartikulasi dengan ujung distal ulna dan radius, dan dengan ujung proksimal dari tulang metakarpal. Antara tulang-tulang karpal tersebut terdapat sendi geser. Ke delapan tulang tersebut adalah scaphoid, lunate, triqutrum, piriformis, trapezium, trapezoid, capitate, dan hamate.
Bagian dari Tulang Karpal yaitu :
1)    Metacarpal

Metakarpal terdiri dari 5 tulang yang terdapat di pergelangan tangan dan bagian proksimalnya berartikulasi dengan bagian distal tulang-tulang karpal. Persendian yang dihasilkan oleh tulang karpal dan metakarpal membuat tangan menjadi sangat fleksibel. Pada ibu jari, sendi pelana yang terdapat antara tulang karpal dan metakarpal memungkinkan ibu jari tersebut melakukan gerakan seperti menyilang telapak tangan dan memungkinkan menjepit/menggenggam sesuatu. Khusus di tulang metakarpal jari 1 (ibu jari) dan 2 (jari telunjuk) terdapat tulang sesamoid.
2)    Falang

Falang juga tulang panjang,mempunyai batang dan dua ujung. Batangnya mengecil diarah ujung distal. Terdapat empat belas falang, tiga pada setiap jari dan dua pada ibu jari.Sendi engsel yang terbentuk antara tulang phalangs membuat gerakan tangan menjadi lebih fleksibel terutama untuk menggenggam sesuatu.
Muskulo
1)    Otot Pangkal Lengan Atas
a.    Otot – otot ketul (fleksor):
·         Muskulus biseps braki (otot lengan berkepala 2). Otot ini meliputi dua buah sendi dan mempunyai dua buah kepala (kaput). Kepala yang panjang melekat di dalam sendi bahu, kepala yang pendek  melekatnya disebelah luar dan yang kedua disebelah dalam. Otot itu ke bawah menuju ke tulang pengumpil. Di bawah uratnya terdapat kandung lender. Fungsinya membengkokkan lengan bawah siku, meratakan hasta dan mengangkat lengan.
·         Muskulus brakialis (otot lengan dalam). Otot ini berpangkal dibawah otot segitiga di tulang pangkal lengan dean menuju prosesus sifoid di pangkal tulang radius. Fungsinya membengkokkan lengan bawah siku.
·         Muskulus korakobrakialis. Otot ini berpangkal di prosesus korakoid dan menuju ke tulang pangkal lengan. Fungsinya mengangkat lengan.
b.    Otot kedang (ekstensor):
Muskulus triseps braki (otot lengan berkepala 3), yaitu :
·         Kepala luar berpangkal di sebelah belakang tulang pangkal lengan dan menuju ke bawah kemudian bersatu dengan yang lain.
·         Kepala dalam dimulai di sebelah dalam tulang pangkal lengan.Kepala panjang dimulai pada tulang di bawah sendi dan ketiganya mempunyai sebuah otot yang melekat di olekrani.
Tabel 14.2 otot-otot yang menghubungkan lengan atas dengan tubuh.
Nama
posisi
Asal
insersi
Kerja
Pektoralis mayor
Depan dada
Sternum, klavikula, dan kartilago iga-iga sejati
Humerus (lengkung bisipital)
Mengaduksi  bahu, menarik lengan melewati depan dada. Rotasi internal bahu
Latisimus dorsi
Menyilang punggung dari regio lumbal ke bahu
Torakal bawah, vertebra lumbal dan sekral serta krista iliaka
Humerus (lengkung bisipital)
Mengaduksi bahu, menarik lengan ke belakang dan ke bawah, seperti menarik lonceng dan mendayung, dan merotasi internal bahu
Seratus anterior
Di atas sisi torak dan di bawah skapula pada punggung
Bagian depan iga ataas ke-8
Bagian medial batas skapula
Menarik skapula ke depan, antagonis terhadap trapezius

2)    Otot-Otot Lengan Bawah
a.    Otot-otot kedang yang memainkan peranannya dalam pengetulang di atas sendi siku, sendi tangan, sendi jari, dan sebagian dalam gerak silang radius:
·         Muskulus ekstensor karpi radialis longus
·         Muskulus ekstensor karpi radialis brevis
·         Muskulus ekstensor karpi ulnaris. Ketiga otot ini fungsinya sebagai ekstensi lengan (menggerakkan lengan)
·         Digitonum karpi radialis, fungsinya ekstensi falang kecuali ibu jari
·         Muskulus ekstensor policis, fungsinya ekstensi ibu jari
b.    Otot-otot ketul yang mengedangkan sikudan tangan serta ibu jari dan meratakan radius. Otot-otot ini berkumpul sebagai berikut :
·         Otot-otot di sebelah metacarpal. Otot-otot ini ada 4 lapis. Lapis yang pertama ke 2 di sebelah luar berpangkal di tulang pangkal lengan. Didalam lapis yang pertama terdapat otot-otot yang meliputi sendi siku, sendi antara radius dan tulang pengumpil sendi pergelangan. Fungsinya dapat membengkokkan falang. Lapis yang ke 4 ialah otot-otot untuk sendi antara tulang radius dan tulang pengumpil. Di antara otot-otot ini disebut :
ü  Muskulus pronator teres. Fungsinya dapat mengerjakan silang radius dan membengkokkanlengan bawah siku
ü  Muskulus Palmaris ulnaris, berfungsi mengetulkan lengan,muskulus Palmaris longus, muskulus fleksor karpi radialis, muskulus fleksor digitor sublimis. Fungsinya fleksi jari kedua dan kelingking.: muskulus fleksor digitorumprofundus, fungsinya fleksi jari 1, 2, 3, 4: muskulus fleksor policis ingus,  fungsinya fleksi ibu jari.
ü  Otot yang bekerja memutar radialis (pronator dan supinator) terdiri dari : muskulus pronator teres equadratus, fungsinya pronasi tangan : muskulus spinator brevis, fungsinya supunasi tangan.
·         Otot – otot di sebelah tulang ulna, berfungsi membengkokkan lengan di siku, membengkokkan tangan ke arah tulang ulna atau tulang radius.
·         Kedang Otot – otot di sebelah punggung atas, disebut otot kedang jari bersama yang meluruskan jari tangan. Otot yang lain meluruskan ibu jari (telunjuk). Otot – otot lengan bawah mempunyai otot yang panjang di bagian bawah di dekat pergelangan dan di tangan. Otot – otot tersebut menpunyai kandung otot.
3)    Otot-Otot Tangan
Di tangan terdapat otot – otot tangan pendek terdapat di antara tulang – tulang telapak tangan atau membantu ibu jari tangan (thenar) dan anak jantung tangan (hipothenar).


2.    PANGGUL
Skeletal
Kerangka panggul :
a.    Os ileum (tulang usus)
·         Fosa iliaka
·         Spina iliaka
·         Krista iliaka
b.    Os pubis (tulang kemaluan)
·         Simfisis pubis
·         Tuberkel pubis
c.    Os iskhi (tulang duduk)
·         Tuberositas iskhiardikum
·         Foramen obturatum
·         Asetabulum

Muskulo
Otot ini berasal dari tulang panggul atau kolumna vertebralis menuju ke pangkal paha.
1)    Sebelah depan bagian dalam dari panggul terdapat :
a.    Muskulus psoas mayor, terbentang dari prosesus transversi lumbalis menuju trokanter minor iliakus
b.    Muskulus iliakus, berasal dari fosa iliaka menuju trokanter minor
c.    Muskulus psoas minor, yang terletak di muka psoas mayor. Ketiga otot ini disebut juga otot iliopsoas, fungsinya mengangkat dan memutar tungkai ke bagian luar
2)    Sebelah belakang bagian luar terdapat :
a.    Muskulus gluteus maksimus merupakan otot yang terbesar yang terdapat di sebelah luar panggul membentuk bokong. Fungsinya antagonis dari iliopsoas yaitu rotasi fleksi dan endorotasi femur
b.    Muskulus gluteus medius dan minimus, terdapat dibagian belakang dari sendi panggul dibawah gluteus maksimus, fungsinya abduksi dan endorotasi dari femur dan bagian medius eksorotasi femur.


3.    GERAK BAWAH
Skeletal
a.    Pelvis
Pelvis terdiri atas sepasang tulang panggul (hip bone) yang merupakan tulang pipih. Masing-masing tulang pinggul terdiri atas 3 bagian utama yaitu ilium, pubis dan ischium. Ilium terletak di bagian superior dan membentuk artikulasi dengan vertebra sakrum, ischium terletak di bagian inferior-posterior, dan pubis terletak di bagian inferior-anterior-medial. Bagian ujung ilium disebut sebagai puncak iliac (iliac crest). Pertemuan antara pubis dari pinggul kiri dan pinggul kanan disebut simfisis pubis. Terdapat suatu cekungan di bagian pertemuan ilium-ischium-pubis disebut acetabulum, fungsinya adalah untuk artikulasi dengan tulang femur.
b.    Femur
Femur merupakan tulang betis, yang di bagian proksimal berartikulasi dengan pelvis dan dibagian distal berartikulasi dengan tibia melalui condyles. Di daerah proksimal terdapat prosesus yang disebut trochanter mayor dan trochanter minor, dihubungkan oleh garis intertrochanteric. Di bagian distal anterior terdapat condyle lateral dan condyle medial untuk artikulasi dengan tibia, serta permukaan untuk tulang patella. Di bagian distal posterior terdapat fossa intercondylar.
c.    Tibia
Tibia merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih medial dibanding dengan fibula. Di bagian proksimal, tibia memiliki condyle medial dan lateral di mana keduanya merupakan facies untuk artikulasi dengan condyle femur. Terdapat juga facies untuk berartikulasi dengan kepala fibula di sisi lateral. Selain itu, tibia memiliki tuberositas untuk perlekatan ligamen. Di daerah distal tibia membentuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal dan malleolus medial.
d.    Fibula
Fibula merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih lateral dibanding dengan tibia. Di bagian proksimal, fibula berartikulasi dengan tibia. Sedangkan di bagian distal, fibula membentuk malleolus lateral dan facies untuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal.
e.    Tarsal
Tarsal merupakan 7 tulang yang membentuk artikulasi dengan fibula dan tibia di proksimal dan dengan metatarsal di distal. Terdapat 7 tulang tarsal, yaitu calcaneus, talus, cuboid, navicular, dan cuneiform (1, 2, 3). Calcaneus berperan sebagai tulang penyanggah berdiri.
f.     Metatarsal
Metatarsal merupakan 5 tulang yang berartikulasi dengan tarsal di proksimal dan dengan tulang phalangs di distal. Khusus di tulang metatarsal 1 (ibu jari) terdapat 2 tulang sesamoid.
g.    Phalangs
Phalangs merupakan tulang jari-jari kaki. Terdapat 2 tulang phalangs di ibu jari dan 3 phalangs di masing-masing jari sisanya. Karena tidak ada sendi pelana di ibu jari kaki, menyebabkan jari tersebut tidak sefleksibel ibu jari tangan.

Muskulo
1)    Otot-Otot Tungkai Atas
Muskulus femoris superior, mempunyai selaput pembungkus yang sangat kuat dan disebut fasia lata yang dibagi atas 3 golongan yaitu :
a.    Muskulus abduktor yang terdiri dari :
·         Muskulus abduktor maldanus sebelah dalam
·         Muskulus abduktor brevis sebelah tengah
·         Muskulus abduktor longus sebelah luar.
Ketiga otot ini menjadi satu yang di sebut muskulus abduktor femoralis. Fungsinya menyelenggarakan gerakan abduksi dari femur.
b.    Muskulus ekstensor (quadriseps femoris) otot kepala empat.Otot ini merupakan otot yang terbesar dari :
·         Muskulus rektus femoris
·         Muskulus vastus lateralis eksternal
·         Muskulus vastus medialis internal
·         Muskulus vastus intermedial
·         Otot fleksor femoris, yang terdapat di bagian belakang femur terdiri dari:
ü  Biseps femoris, otot berkepala dua. Fungsinya membengkokkan femur dan meluruskan tungkai bawah.
ü  Muskulus semi membranosus, otot yang seperti selaput. Fungsinya membengkokkan tungkai bawah.
ü  Muskulus semi tendinosus, otot seperti urat. Fungsinya membengkokkan otot bawah serta memutarkan ke dalam.
ü  Muskulus sartorius, otot penjahit. Bentuknya bentuknya panjang seperti pita, terdapat di bagian femur. Fungsinya, eksorotasi femur memutar keluar pada waktu lutut mengentul, serta membantu gerakan fleksi femur dan membengkokkan keluar.
2)    Otot-Otot Tungkai Bawah
Terdiri dari :
a.    Muskulus tibialis anterior. Fungsinya menggangkat pinggir kaki sebelah tengah dan membengkokkan kaki.
b.    Muskulus ekstensor talangus longus. Fungsinya meluruskan jari telinjuk ke tengah jari, jari manis dan kelingking kaki.
c.    Otot kedang jempol, fungsinya dapat meluruskan ibu jari kaki. Otot – otot tersebut di paut oleh ikat melintang dan ikat silang sehinggaotot itu bisa membengkokkan kaki ke atas.otot – otot yang terdapat di belakang mata kaki luar dipaut oleh ikat silang dan ikat melintang. Fungsinya dapat mengangkat kaki sebelah luar.
d.    Otot akiles (tendo achilles). Funfsinya meluruskan kaki di sendi kalkaneus dan membengkokkan tungkai bawah patela (muskulus popliteus).yang :
·         Berpangkal pada kondilus fibula.
·         Melintang dan melekat di kondilus lateralis tulang femur. Fungsinya memutar tibia kedalam (endorotasi). Otot kentul jari (muskulus fleksor falangus longus). Berpangkal pada tibia dan ototnya manuju metatarsal dan melekat pada tuas falang. Fungsinya membengkokkan jari dan menggerakkan kaki kedalam.
e.    Muskulus falangus longus. Berpangkal pada fibula, ototnya melewati falang dan melekat pada ruas falang. Fungsinya membengkokkan falang.
f.     Otot tulang tibia (muskulus tibialis posterior). Berpangkal pada selaput antara  tulang dan melekat pada pangkal falang. Fungsinya dapat membengkokkan kaki di sendi kalkaneus dan metatarsal di sebelah ke dalam.
g.    Otot kedang jari bersama. Letaknya di punggung kaki, fungsinya dapat meluruskan jari kaki.

PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL

1.    Data Subjektif
a.    Data Biografi
b.    Riwayat Perkembangan
c.    Riwayat Sosial
d.    Riwayat Kesehatan Dahulu
e.    Riwayat Keluarga
f.     Riwayat Diet
g.    Aktivitas sehari-hari
h.    Riwayat Kesehatan Sekarang
i.      Keluhan Utama (nyeri, kekakuan, deformitas, kelainan fungsi), Nyeri saat beraktivitas (sendi), nyeri setelah berjalan (degenerasi lutut), nyeri pada suhu dingin (OA), nyeri pada pagi hari (RA), Suhu dingin & kurang aktivitas meningkatkan kekakuan sendi

2.    Data Objektif
a.    Pemeriksaan Fisik
Teknik inspeksi dan palpasi digunakan untuk mengevaluasi integritas tulang, postur, fungsi sendi, kekuatan otot, cara berjalan dan kemampuan aktivitas harian. Dasar pengkajiannya adalah perbandingan simetrisitas bagian tubuh. Kedalam pengkajian tergantung pada keluhan pasien dan riwayat kesehatan serta temuan pemeriksaan fisik dan penunjang.
·         Otot
ü  Perhatikan kemampuan mengubah posisi, kekuatan dan koordinasi serta ukuran masing-masing.
ü  Kaji (palpasi) tonus otot, konsistensi atau tegangan pada otot yang sedang istirahat
ü  Kaji massa otot (disertai pengukuran lingkar paha, betis dan lengan atas)
ü  Kaji kekuatan otot (skala 0-5): paralisis, paresis, kelemahan parah, sedang ringan, normal)
·         Tulang:
ü  Kaji adanya deformitas dan kesejajaran
ü  Inspeksi adanya abnormalitas/deformitas tulang
ü  Ukur tinggi badan klien dan panjang tiap ekstrimitas sebagai perbandingan
ü  Inspeksi kesejajaran kepala dengan tubuh
ü  Inspeksi dan palpasi kesejajaran scapula
ü  Inspeksi & Palpasi kurvatura spinal thoraksic dan lumbal (kesejajaran & nyeri tekan)
·         Sendi
ü  Inspeksi adanya abnormalitas (adanya eritema,  edema, efusi) atau deformitas pada bentuk  (kontraktur, dislokasi, subluksasi)
ü  Palpasi pada seluruh bagian sendi pada saat istirahat dan bergerak (N: sendi bergerak secara halus)
ü  Palpasi adanya nyeri, peningkatan suhu (inflamasi), krepitasi (permukaan sendi kurang rata), suara gemeltuk (adanya ligament yang tergelincir diantara tonjolan tulang) pada sendi yang dikeluhkan
ü  Kaji rentang gerak sendi (ROM) àbebas atau terbatas (dengan menggunakan goniometer)
ü  Kadang ukuran sendi menonjol akibat atrofi otot di bagian proksimal dan distal sendi
ü  Benjolan pada jaringan sekitar sendi ditemukan pada kasus rheumatoid arthritis, gout, dan osteoartritis,
Benjolan pada:

 


·         Pengkajian tambahan
CARA BERJALAN:
ü  Perhatikan kehalusan dan iramanya
ü  Setiap gerakan yang tidak teratur/ireguler dianggap tidak normal
ü  Penyebab kelainan gaya berjalan: panjang ekstrimitas bawah asimiteris, keterbatasan gerak sendi, gangguan neurologis (spastik hemiparese (stroke), propulsive (Parkinson’s), scissors (cerebral palsy), wadding (hip dislocation), steppage (herniasi disc. Lumbar, GBS, nerve damage


·         Range of Motion (ROM)
·         Pemeriksaan Fisik lainnya
ü  Lasègue’s Test (HNP problem)
ü  Thomas Test (Test for Hip Problem)
ü  Trendelenburg Test (Test for Hip Problem)
ü  Bulge Test (Tests for Knee Problems)
ü  Patellar Ballottement (Tests for Knee Problems)
ü  Lachman Test

b.    Pemeriksaan Penunjang
1)    Sinar – X
Menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, erosi dan perubahan hubungan tulang. Sinar-X multipel diperlukan untuk pengkajian paripurna struktur yang sedang diperiksa. Sinar-X korteks tulang dapat menunjukkan adanya pelebaran, penyempitan dan tanda iregularitas. Sinar – X sendi dapat menunjukkan adanya cairan, iregularitas, penyempitan, dan perubahan struktur sendi
2)    CT Scan (Computed Tomografi Scan)
Menunjukkan rincian bidang tertentu dan dapat memperlihatkan tumor jaringan lunak atau cedera ligamen atau tendon. CT Scan digunakan untuk mengindentifikasi lokasi dan panjangnya patah tulang di daerah yang sulit dievaluasi, seperti asetabulum. Pemeriksaan dilakukan bisa dengan atau tanpa kontras dan berlangsung sekitar satu jam.
3)    MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Teknik pencitraan khusus, non invasif yang menggunakan medan magnet, gelombang radio, dan komputer untuk memperlihatkan abnormalitas, misal tumor atau penyempitan jaringan lunak. Klien yang mengenakan implant logam atau pacemaker tidak bisa menjalani pemeriksaan ini. Perhiasaan harus dilepas, klien yang klaustrofobia biasanya tidak mampu menghadapi ruangan tertutup tanpa penenang.
4)    Angiografi
Pemeriksaan sisitem arteri. Suatu bahan kontras radiopaque diinjeksikan ke dalam arteri tertentu, dan diambil foto sinar-X serial sistem arteri yang dipasok oleh arteri tersebut. Pemeriksaan ini sangat baik untuk mengkaji perfusi arteri dan bisa digunakan untuk indikasi tindakan amputasi yang akan dilaksanakan. Perawatan setelah dilakukan prosedur yaitu klien dibiarkan berbaring selama 12-24 jam untuk mencegah perdarahan pada tempat penusukan untuk melihat adanya pembengkakan, perdarahan dan hematoma serta nya pantau ekstremitas bagian distalnya untuk menilai apakah sirkulasinya adekuat.
5)    Digital Substraction Angiography (DSA)
Menggunakan teknologi komputer untuk menggambarkan sistem arteri melalui kateter vena.
6)    Venogram
Pemeriksaan sistem vena yang sering digunakan untuk mendeteksi adanya trombosis vena
7)    Mielografi
Suatu pemeriksaan dengan menyuntikkan bahan kontras ke dalam rongga subarakhnoid spinalis lumbal, dilakukan untuk melihat adanya herniasi diskus, stenosis spinal (penyempitan kanalis spinalis) atau adanya tumor.
8)    Diskografi
Pemeriksaan diskus vertebralis dengan menyuntikkan bahan kontras ke dalam diskus dan dilihat distribusinya
9)    Arthrografi
Penyuntikkan bahan radiopaque atau udara ke dalam rongga sendi untuk melihat struktur jaringan lunak dan kontur sendi. Sendi diletakkan dalam kisaran pergerakannya sementara diambil gambar sinar-X serial. Pemeriksaan ini sangat berguna untukmengidentifikasi adanya robekan akut atau kronik kapsul sendi atau ligamen penyangga lutut, bahu, tumit, pinggul dan pergelangan tangan. Bila terdapat robekan bahan kontras akan mengalami kebocoran keluar sendi dan akan terlihat dengan sinar-X. Perawatan setelah dilakukan artrogram, imobilisasi sendi selama 12-24 jam dan diberi balut tekan elastis. Tingkatkan kenyamanan klien sesuai kebutuhan
10) Arthrosentesis (aspirasi sendi)
Dilakukan untuk memperoleh cairan sinovial untuk keperluan pemeriksaan atau untuk meghilangkan nyeri akibat efusi. Normalnya, cairan sinovial adalah jernih dan volumenya sedikit. Cairan sinovial lalu diperiksa secara makroskopis terkait dengan volume, warna, kejernihan, dan adanya bekuan musin. Secara mikroskopis diperiksa jumlah sel, identifikasi sel, pewarnaan Gram, dan elemen penyusunannya. Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mendiagnosis reumatoid artritis dan atrofi inflamasi, serta hemartrosis (perdarahan di rongga sendi) yang mengarah pada trauma atau kecenderungan perdarahan.
11) Arthroskopi
Merupakan prosedur endoskopi yang memungkinkan pandangan langsung ke dalam sendi. Pemeriksaan ini dilakukan di kamar operasi dan memerlukan anestesi lokal atau umum sebelumnya. Jarum bor besar dimasukkan dan sendi direnggangkan dengan salin. Artroskop kemudian dimasukkan dan struktur sendi, sinovium dan permukaan sendi dapat dilihat. Perawatan yang dilakukan setelah tindakan adalah dengan menutup luka dengan balutan steril. Sendi dibalut dengan balutan tekan untuk menghindari pembengkakan. Kompres es diberikan untuk mengurangi edema dan rasa tidak nyaman.
12) Skintigrafi Tulang (Pemindai Tulang)
Menggambarkan derajat sejauh mana matriks tulang “mengambil” isotop radioaktif khusus tulang yang diinjeksikan ke dalam sistem tersebut. Pemindai dilakukan empat sampai enam jam setelah isotop diinjeksikan. Derajat ambilan nuklida berhubungan langsung dengan metabolisme   tulang. Peningkatan ambilan tampak pada penyakit primer tulang (osteomielitis) dan pada jenis patah tulang.
13) Termografi
Mengukur derajat pancaran panas dari permukaan kulit. Kondisi inflamasi seperti artritis dan infeksi, neoplasma harus dievakuasi. Pemeriksaan serial berguna untuk mendokumentasikan episode inflamasi dan respons klien terhadap terapi pengobatan antiinflamasi.
14) Elektromiografi
Memberi infoemasi mengenai potensial listrik otot dan saraf yang menyarafi. Tujuannya adalah menentukan abnormalitas fungsi  unit motor end. Setelah tindakan berikan kompres hangat untuk mengurangi ketidaknyamanan.
15) Absorpsiometri foton tunggal dan ganda
Uji noninvasif untuk menentukan kandungan mineral tulang pada pergelangan tangan atau tulang belakang. Osteoporosis dapat dideteksi dengan menggunakan alat densitometri.
16) Biopsi
Dilakukan untuk menentukan struktur dan komposisi tulang, otot, dan sinovium serta untuk membantu menentukan penyakit tertentu. Tindakan yang dilakukan setelah pelaksanaan prosedur adalah  memantau adanya edema, perdarahan dan nyeri. Kompres es dapat diberikan untuk mengurangi edema, bahkan pemberian analgetik untuk mengatasi nyeri.
17) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah dan urine pasien dapat memberikan informasi mengenai masalah musculoskeletal primer, atau komplikasi yang terjadi sebagai dasar acuan pemberi terapi. Pemeriksaan darah lengkap meliputi kadar hemoglobin (biasanya lebih rendah apabila terjadi perdarahan karena trauma), dan hitung darah putih. Sebelum dilakukan pembedahan, periksa bekuan darah untuk mendeteksi kecenderungan pendarahan. Karena tulang merupakan jaringan yang sangat vaskuler.
Pemeriksaan kimia darah memberikan data mengenai berbagai macam kondisi muskuloskeletal, kadar kalsium serum berubahpada osteomalasiya fungsi paratiroit, penyakit paget, tumor tulang metastasis, dan pada imobilisasi lama. Kadar fosfor serum berbanding terbalik dengan kadar kalsium dan menurun pada rikets yang berhubungan dengan sindrom malapsorpsi. Fosfatase asam meningkat pada penyakit paget dan kangker metastasis.fosfatase alkali meningkat selama penyembuhan patah tulang dan pada penyakit pada peningkatan aktifitas osteoblas. 
Metabolisme tulang dapat dievaluasi melalui pemeriksaan tiroid dan penentuan kadar kalsitosin, gormon paratiroid, dan vitamin D. kadar enzim serum keratin kinase (CK) dan serum glumatic-oxaloacetic transeminase (SGOT, aspartae aminotransferase) meningkat pada kerusakan otot. Aldolase meningkat pada penyakit otot (mis. distrofi otot dan nekrosis oto skelet). Kadar kalsium urine meningkat pada destruksi tulang (disfungsi paratiroid, tumor tulang metastasis, myeloma multiple).

DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN PADA MASALAH SISTEM MUSKULOKELETAL

1.    Diagnose Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata maupun potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan (Boedihartono, 1994 : 17).
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien muskuloskeletal meliputi :
a.    Nyeri berhubungan dengan terputusnya jaringan tulang, gerakan fragmen tulang, edema dan cedera pada jaringan, alat traksi/immobilisasi, stress, ansietas.
b.    Intoleransi aktivitas berhubungan dengan dispnea, kelemahan/keletihan, ketidak edekuatan oksigenasi, ansietas, dan gangguan pola tidur.
c.    Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tekanan, perubahan status metabolik, kerusakan sirkulasi dan penurunan sensasi dibuktikan oleh terdapat luka / ulserasi, kelemahan, penurunan berat badan, turgor kulit buruk, terdapat jaringan nekrotik.
d.    Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/ketidak nyamanan, kerusakan muskuloskletal, terapi pembatasan aktivitas, dan penurunan kekuatan/tahanan.
e.    Kurang pengetahuan tantang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, kurang terpajan/mengingat, salah interpretasi informasi.

2.    Intervensi Keperawatan
Intervensi adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan (Boedihartono, 1994:20)
Intervensi keperawatan yang muncul pada pasien muskuloskeletal meliputi :
a.    Nyeri adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak menyenangkan dan meningkat akibat adanya kerusakan jaringan aktual atau potensial, digambarkan dalam istilah seperti kerusakan ; awitan yang tiba-tiba atau perlahan dari intensitas ringan samapai berat dengan akhir yang dapat di antisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya kurang dari enam bulan.
Tujuan : nyeri dapat berkurang atau hilang.
Kriteria Hasil :
·         Nyeri berkurang atau hilang
·         Klien tampak tenang.
Intervensi :
·         Lakukan pendekatan pada klien dan keluarga
Rasional : hubungan yang baik membuat klien dan keluarga kooperatif
·         Kaji tingkat intensitas dan frekwensi nyeri.
Rasional : tingkat intensitas nyeri dan frekwensi menunjukkan skala nyeri.
·         Jelaskan pada klien penyebab dari nyeri.
Rasional : memberikan penjelasan akan menambah pengetahuan klien tentang nyeri.
·         Observasi tanda-tanda vital
Rasional : untuk mengetahui perkembangan klien
·         Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesic.
Rasional : merupakan tindakan dependent perawat, dimana analgesik berfungsi untuk memblok stimulasi nyeri.
b.    Intoleransi aktivitas adalah suatu keadaaan seorang individu yang tidak cukup mempunyai energi fisiologis atau psikologis untuk bertahan atau memenuhi kebutuhan atau aktivitas sehari-hari yang diinginkan.
Tujuan : pasien memiliki cukup energi untuk beraktivitas.
Kriteria hasil :
·         Perilaku menampakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan diri.
·         Pasien mengungkapkan mampu untuk melakukan beberapa aktivitas tanpa dibantu.
·         Koordinasi otot, tulang dan anggota gerak lainya baik.
Intervensi :
·         Rencanakan periode istirahat yang cukup.
Rasional : mengurangi aktivitas yang tidak diperlukan, dan energi terkumpul dapat digunakan untuk aktivitas seperlunya secar optimal.
·         Berikan latihan aktivitas secara bertahap.
Rasional : tahapan-tahapan yang diberikan membantu proses aktivitas secara perlahan dengan menghemat tenaga namun tujuan yang tepat, mobilisasi dini.
·         Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan sesuai kebutuhan.
Rasional : mengurangi pemakaian energi sampai kekuatan pasien pulih kembali.
·         Setelah latihan dan aktivitas kaji respons pasien.
Rasional : menjaga kemungkinan adanya respons abnormal dari tubuh sebagai akibat dari latihan.
c.    Kerusakan integritas kulit adalah keadaan kulit seseorang yang mengalami perubahan secara tidak diinginkan.
Tujuan : Mencapai penyembuhan luka pada waktu yang sesuai.
Kriteria Hasil :
·         Tidak ada tanda-tanda infeksi seperti pus.
·         Luka bersih tidak lembab dan tidak kotor.
·         Tanda-tanda vital dalam batas normal atau dapat ditoleransi.
Intervensi :
·         Kaji kulit dan identifikasi pada tahap perkembangan luka.
Rasional : mengetahui sejauh mana perkembangan luka mempermudah dalam melakukan tindakan yang tepat.
·         Kaji lokasi, ukuran, warna, bau, serta jumlah dan tipe cairan luka.
Rasional : mengidentifikasi tingkat keparahan luka akan mempermudah intervensi.
·         Pantau peningkatan suhu tubuh.
Rasional : suhu tubuh yang meningkat dapat diidentifikasikan sebagai adanya proses peradangan.
·         Berikan perawatan luka dengan tehnik aseptik. Balut luka dengan kasa kering dan steril, gunakan plester kertas.
Rasional : tehnik aseptik membantu mempercepat penyembuhan luka dan mencegah terjadinya infeksi.
·         Jika pemulihan tidak terjadi kolaborasi tindakan lanjutan, misalnya debridement.
Rasional : agar benda asing atau jaringan yang terinfeksi tidak menyebar luas pada area kulit normal lainnya.
·         Setelah debridement, ganti balutan sesuai kebutuhan
Rasional : balutan dapat diganti satu atau dua kali sehari tergantung kondisi parah/ tidak nya luka, agar tidak terjadi infeksi.
·         Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi.
Rasional : antibiotik berguna untuk mematikan mikroorganisme pathogen pada daerah yang berisiko terjadi infeksi.
d.    Hambatan mobilitas fisik adalah suatu keterbatasan dalam kemandirian, pergerakkan fisik yang bermanfaat dari tubuh atau satu ekstremitas atau lebih.
Tujuan : pasien akan menunjukkan tingkat mobilitas optimal.
Kriteria hasil :
·         Penampilan yang seimbang.
·         Melakukan pergerakkan dan perpindahan.
·         Mempertahankan mobilitas optimal yang dapat di toleransi, dengan karakteristik :
0 = Mandiri penuh
1 = Memerlukan alat Bantu.
2= Memerlukan bantuan dari orang lain untuk bantuan, pengawasan, dan pengajaran.
3 = Membutuhkan bantuan dari orang lain dan alat Bantu
4 = Ketergantungan; tidak berpartisipasi dalam aktivitas.
Intervensi :
·         Kaji kebutuhan akan pelayanan kesehatan dan kebutuhan akan peralatan.
Rasional : mengidentifikasi masalah, memudahkan intervensi.
·         Tentukan tingkat motivasi pasien dalam melakukan aktivitas.
Rasional : mempengaruhi penilaian terhadap kemampuan aktivitas apakah karena ketidakmampuan ataukah ketidakmauan.
·         Ajarkan dan pantau pasien dalam hal penggunaan alat bantu.
Rasional : menilai batasan kemampuan aktivitas optimal.
·         Ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif dan pasif.
Rasional : mempertahankan /meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot.
·         Kolaborasi dengan ahli terapi fisik atau okupasi.
Rasional : sebagai suaatu sumber untuk mengembangkan perencanaan dan mempertahankan/meningkatkan mobilitas pasien.
e.    Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, kurang terpajan/mengingat, salah interpretasi informasi.
Tujuan : pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek prosedur dan proses pengobatan.
Kriteria Hasil :
·         Melakukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan dari suatu tindakan.
·         Memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta dalam regimen perawatan.
Intervensi :
·         Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya.
Rasional : mengetahui seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya.
·         Berikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya dan kondisinya sekarang.
Rasional : dengan mengetahui penyakit dan kondisinya sekarang, klien dan keluarganya akan merasa tenang dan mengurangi rasa cemas.
·         Anjurkan klien dan keluarga untuk memperhatikan diet makanan nya.
Rasional : diet dan pola makan yang tepat membantu proses penyembuhan.
·         Minta klien dan keluarga mengulangi kembali tentang materi yang telah diberikan.
Rasional : mengetahui seberapa jauh pemahaman klien dan keluarga serta menilai keberhasilan dari tindakan yang dilakukan.

1 komentar:

  1. 올스타 슬롯 - Konicasino 1xbet 1xbet 1xbet korean 1xbet korean betway login betway login 카지노사이트 카지노사이트 카지노사이트 카지노사이트 カジノ シークレット カジノ シークレット 622 Salsa Habanero Hot Sauce - Shootercasino

    BalasHapus